Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Hijau Berseri di Cempaka Putih, Wilayah Percontohan Lingkungan Bebas Sampah

Kompas.com - 03/11/2019, 16:04 WIB
Dean Pahrevi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanaman hijau berjejer rapi bersandar pada tembok di jalanan. Panas sinar matahari tidak jadi soal, rindang pohon siap menghalau.

Ya, demikian suasana asri di Kampung Hijau Berseri, RW 03, Kelurahan Cempaka Putih Timur, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Udara di sana terasa sejuk berkat tanaman hijau yang hampir ada di tiap gang.

Memasuki wilayah RW 03, tanaman hijau yang menyelimuti kampung siap menyambut siapa pun yang datang. Ornamen khas merah putih hasil kerajinan tangan warga tampak menghiasi jalanan gang.

Taman baca garapan warga juga tersedia di lingkungan RW. Tak ada sampah yang terlihat di jalanan, hanya ada dedaunan yang gugur dari pohon, sebab tempat sampah selalu ada di tiap sudut gang.

Baca juga: Warga Kampung Hijau Sulap Sampah Plastik Jadi Gaun Cantik

"RW kita disebutnya Kampung Hijau Berseri, karena kami ada program penghijauan. Tiap gang ada tanaman, tumbuhan berjejer semua sepanjang jalan. Itu sebagian besar sumbangan warga," kata Ketua RW 03 Sardini di lokasi, Minggu (3/11/2019).

Tidak ada aturan yang mengikat atau mewajibkan warga untuk menanam tanaman. Warga dengan kesadaran sendiri membeli tanaman dan menaruhnya di depan rumah.

Hampir tiap rumah di kampung itu terdapat tanaman.

"Iya ini sebagian besar sumbangan warga, kemarin saya beli taruh di sini, sedikit-sedikit jadi banyak sekarang," ujar Rosyid, warga RT 09.

Didatangi Anies

Belum lama ini Gubernur DKI Jakarta menyambangi kampung tersebut. Bukan tanpa sebab, kampung itu dinobatkan sebagai RW percontohan wilayah pengurangan sampah dari program Pemprov DKI SAMTAMA (Sampah Tanggung Jawab Bersama).

Sardini menjelaskan, program pengurangan sampah sudah ada sejak program SAMTAMA diluncurkan. Pengurangan sampah itu yakni, warga memilah sampah rumah tangganya di rumah masing-masing.

Sampah organik dibawa warga tiap harinya ke tong komposter yang ada di tiap RT. Sampah ditimbang, lalu dimasukkan ke tong tersebut.

"Tiap hari kita catat yang buang sampah organik timbangannya. Kita endapkan sampahnya di dalam situ, lalu diserahkan ke dinas biar dikeringkan kemudian jadi pupuk," ujar Sardini.

Baca juga: Direkam Petugas Saat Buang Sampah Sembarangan, Warga Rawamangun Bayar Denda Rp 250.000

Untuk sampah anorganik, warga membawanya ke bank sampah yang saat ini terdapat tiga unit.

"Tong komposter kita sudah ada beberapa di tiap RT, ada yang dari dinas juga. Kalau sampah anorganik itu ditaruh di bank sampah. Kita ada tiga bank sampah dan bertahap nanti bertambah," ujar Sardini.

Jadi RW Percontohan

RW 03 menjadi pelopor program SAMTAMA yang digagas Pemprov DKI. Sardini mengatakan, jauh sebelum program itu ada, RW 03 sudah lebih dulu menggalakkan program pengurangan sampah dan penghijauan.

Hal itu berawal dari kesepakatan bersama warga untuk menjaga lingkungan dengan memperbanyak tanaman dan mengolah sampah rumah tangga.

"Sebelum SAMTAMA, kita sudah ada duluan. Kita jalan sendiri, mungkin karena bagus dan terdengar pemerintah, sehingga kita dijadikan percontohan buat RW-RW lain," ujar Sardini.

Pemilahan sampah di lingkungan RW 03 yang terdiri dari 18 RT itu memang belum seluruhnya dilakukan warganya. Namun, dengan program pengurangan sampah dan penghijauan, diharapkan kesadaran warga setempat terkait kebersihan lingkungan semakin meningkat.

"Pemerintah kan targetkan pengurangan sampah 20 persen di tiap RW, RW kita belum sampai 10 persen memang. Tapi bertahap dengan program-program iti saya yakin bisa di atas 20 persen pengurangan sampah nantinya. Karena tiap hari yang milah sampah organik dan anorganik itu bertambah," ujar Sardini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com