Dia tidak khawatir tidak adanya petugas akan memengaruhi keamanan di dalam bus.
"Kan sudah ada CCTV jadinya sudah gampang kalau ada orang yang mau berbuat jahat," kata Sri.
Menurut Sri, pengumuman yang disampaikan petugas di dalam bus kadang tak terdengar oleh penumpang. Petugas dinilai lebih bermanfaat jika berada di halte-halte.
"Sama saja di dalamnya tidak kedengaran juga, kalau di masing-masing pintunya kan ada yang teriak. Suaranya lebih kencang dibanding dia di dalam. Lagian sudah teratur masyarakatnya," tuturnya.
Sebelumnya, PT Transjakarta menguji coba sistem baru yang disebut wayfinding di koridor 1 rute Blok M - Kota.
Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono menjelaskan, sistem wayfinding hanya mengandalkan pengarah perjalanan atau suara di dalam bus yang menggunakan pengeras suara. Tak ada lagi petugas lain di dalam bus selain sopir bus.
"Intinya gini, pelanggan koridor 1 Blok M - Kota pelanggannya sudah mandiri sudah terbiasa. Maka untuk di atas bus, informasi didapat langsung dari pengarah perjalanan atau wayfinding," kata Agung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.