Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Normalisasi Sungai Ciliwung Terhambat Pembebasan Lahan

Kompas.com - 15/11/2019, 13:29 WIB
Dean Pahrevi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Bambang Hidayah mengatakan, masalah pembebasan lahan menjadi hambatan menormalisasi Sungai Ciliwung.

Dari 2013 hingga 2017, baru 45 persen atau 16,38 kilometer Sungai Ciliwung yang sudah dinormalisasi.

Rencananya, total 33,69 kilometer Sungai Ciliwung di DKI Jakarta yang bakal dinormalisasi.

Pada 2018 dan 2019, normalisasi Sungai Ciliwung terpaksa terhenti karena masalah pembebasan lahan.

Baca juga: Normalisasi Sungai Ciliwung Baru 45 Persen

"Pembebasan lahan, masalah kita ini hambatannya pembebasan lahan dan itu dari Pemprov DKI Jakarta," kata Bambang di Kantor BBWSCC, Jakarta Timur, Jumat (15/11/2019).

Menurut Bambang, masyarakat DKI Jakarta yang tinggal di bantaran kali sangat sulit dan alot dalan negosiasi terkait pembebasan lahan.

Padahal, normalisasi Sungai Ciliwung sangat penting guna mengatasi permasalahan banjir di Jakarta.

"Warga Bukit Duri itu ada yang gugat minta ganti lahan Rp 25 juta per meter, bangunannya Rp 3 juta per meter. Jadi masalah kita memang pembebasan lahan. Padahal konsep normalisasi sungai itu kan membuat kapasitas sungai bisa menampung debit banjir dan mengalirkannya ke laut. Bahkan lahan yang sudah bebas pun kita kadang suka sulit merelokasi warga di bantaran," ujar Bambang.

Baca juga: DKI Tak Bebaskan Tanah Tahun Ini, Normalisasi Ciliwung Tak Bisa Dikerjakan pada 2021

Bambang menjelaskan, pada 2020, normalisasi Sungai Ciliwung akan kembali dilanjutkan. Kali ini lokasinya berada di wilayah Pejaten Timur.

"Hambatannya pembebasan lahan, tahun depan kita ada kegiatan normalisasi di Pejaten Timur itu 1,5 kilometer. Lahannya sudah bebas, sudah dibebaskan Pemprov DKI tahun 2018, kita kerjakan 2020," ujar Bambang.

Lantaran baru 45 persen aliran Sungai Ciliwung wilayah DKI Jakarta yang telah dinormalisasi, memasuki musim hujan tahun 2019, sebanyak 28 kelurahan berpotensi terendam banjir.

Sebelumnya, menurut data BBWSCC, ada sembilan aliran sungai yang dapat menyebabkan banjir di 129 kelurahan di wilayah DKI Jakarta.

Berikut Jumlah Daerah Potensi Rawan Banjir di DKI Jakarta :

1. Aliran Kali Angke : 6 Kelurahan

2. Aliran Kali Pesanggrahan : 21 Kelurahan

3. Aliran Kali Krukut : 12 Kelurahan

4. Aliran Kali Ciliwung : 28 Kelurahan

5. Aliran Kanal Banjir Barat : 10 Kelurahan

6. Aliran Kali Ciliwung Lama : 9 Kelurahan

7. Aliran Kali Sunter : 23 Kelurahan

8. Aliran Kali Cipinang : 12 Kelurahan

9. Aliran Kali Cengkareng Drain : 8 Kelurahan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com