Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Api Kepung SMK Yadika 6: Siswa Terjebak, Dievakuasi Pakai Gorden hingga Ring Basket

Kompas.com - 19/11/2019, 20:35 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com – Pukul 15.30 WIB, jarum jam tinggal separuh lintasan lagi menuju jam pulang sekolah para murid SMK Yadika 6 Pondok Gede, Bekasi.

Senin (18/11/2019) sore itu, Jay (bukan nama sebenarnya) tengah mendampingi para muridnya berlatih seni hadrah di lantai dasar SMK Yadika 6. Tabuhan rebana sahut-menyahut di ruangan itu, sebelum Jay merasa ada yang tak beres.

“Ada bau tidak enak seperti asap. Saya keluar, sepertinya baunya dari dekat ruang rapat di lantai dasar itu. Di ruang ujung itu isinya ada banyak benda apa saja,” ujar guru baru sekolah tersebut yang enggan namanya dikutip Kompas.com, Selasa (19/11/2019).

Tak sampai hitungan menit, asap yang terendus oleh Jay berubah jadi kobaran api yang mulai menjilati ruang di ujung lantai dasar tersebut.

Ia mengingat, api dengan lekas menjalar dan melahap segala yang ditemuinya. Lebih-lebih lantai dasar sekolah itu banyak menyimpan barang-barang mudah terbakar.

“Kobaran api cepat banget bahkan merambat ke atas. Apalagi di lantai tiga itu perpustakaan. Isinya buku-buku, ya gampang banget terbakar,” kata dia.

Kesaksian Jay selaras dengan perkiraan sementara pemadam kebakaran. Dony Haryono, Komandan Regu B Pleton 4 Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bekasi saat melakukan inspeksi ke gedung sekolah 4 lantai itu mengatakan, api kemungkinan berasal dari laboratorium komputer akibat korsleting listrik.

Baca juga: SMK Yadika 6 Pondok Gede Terbakar Diduga akibat Korsleting Laboratorium Komputer

Api dengan sangat cepat memanjat dinding lantai dasar, merembet lewat saluran listrik yang tembus hingga lantai 3.

Jay tak lagi ingat tabuhan rebana dan berbagai detail yang terjadi ketika kobaran api itu mulai menyambar-nyambar. Ia hanya memikirkan pintu keluar menuju lapangan dan satu hal lagi:

“Di atas ada banyak kelas. Siswa juga sedang belajar di atas karena kan kegiatan belajar-mengajar sampai pukul 16.00,” kata dia.

Setibanya di lapangan, ia hanya sanggup menatap nanar gedung sekolah nan tinggi itu mulai dikuasai api dan asap pekat bahkan sebelum jam 16.00.

Listrik padam

Ilham Prasetyo (16) mungkin jadi salah satu murid yang ada di pikiran Jay. Ilham mungkin tak mengira, Senin sore itu kepulangannya dipercepat sekian menit. Kejutan semacam itu mestinya membuat banyak murid gembira.

Sewaktu orang-orang di lantai dasar mulai sibuk evakuasi, Ilham masih anteng di kelasnya. Duduknya mulai tak tenang setelah gurunya di kelas mencium aroma asap. Ketika melongok dari jendela kelasnya di lantai 4, Ilham melihat kepulan asap membubung dari lantai dasar.

Warnanya legam. Listrik padam. Suasana bungkam.

 Baca juga: Setelah Enam Jam, Kebakaran di SMK Yadika 6 Pondok Gede Padam

Sontak, si guru mengumumkan kepulangan murid-muridnya detik itu juga. Ilham dan puluhan kawannya jelas tidak sedang bergembira kendati boleh pulang lebih dini.

“Langsung pada kabur semuanya ke bawah. Saya siap-siap bawa tas, kasih tahu ke kelas-kelas lain kalau ada kebakaran,” ujar Ilham kepada Kompas.com, Senin. Ia luput membawa serta dompetnya saking tergesa.

Tangga darurat

SMK Yadika 6 hanya punya satu akses naik-turun, yakni tangga yang letaknya di ujung gedung. Sial, ketika dalam kondisi genting seperti kebakaran Senin lalu, keadaan ini jadi salah satu faktor penghambat evakuasi. Lorong gedung berjejalan tubuh manusia yang tentu tak dapat bersabar antre ingin selamat.

“Sudah tidak ada jalan lagi. Tangga untuk turun kan hanya ada 1 doang di kantin itu dan itu sudah penuh. Saya turun itu asap sudah parah, makin panik lagi. Setengah jam kemudian, saya sampai di bawah, api sudah sampai lantai tiga,” ungkap Ilham.

Baca juga: Jalur Evakuasi SMK Yadika 6 Tak Memadai, Siswa Sulit Menyelamatkan Diri Saat Kebakaran

 “Kondisinya sekolah sudah penuh asap sampai ke lantai atas. Apinya sebetulnya baru di sini (ujung), tapi sudah menjilat-jilat sampai ke lantai 3. Baru di sini yang terbakar tapi sudah sampai atas,” jelas Ahmad (17) kepada Kompas.com, Selasa (19/11/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com