JAKARTA, KOMPAS.com – Tawuran antarwarga kembali pecah di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Minggu (1/12/2019).
Seperti yang sudah-sudah, tawuran ini menghambat arus lalu lintas di sekitar lokasi dan perjalanan kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Manggarai. Polisi sampai perlu menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.
Tawuran di awal Desember itu merupakan yang ketujuh sepanjang tahun 2019 ini.
Berdasarkan data yang dihimpun Kompas.com, tawuran-tawuran sebelumnya beberapa menimbulkan korban luka dan berlangsung tak cukup sehari.
Tahun ini, tawuran pertama kali pecah pada 22 Januari antara sekelompok pemuda Gang Bedeng dengan Gang Manggis di Jalan Rambutan. Tawuran itu menyebabkan Jalan Raya Saharjo tak bisa dilalui.
Baca juga: Tawuran di Manggarai, Polisi Tembakkan Gas Air Mata untuk Bubarkan Massa
Tawuran kedua terjadi pada 5 Februari, tepat pada malam Hari Raya Imlek. Saat itu, pemuda Pasar Manggis bentrok dengan pemuda Menteng Tenggulun.
Tanggal 20 April 2019, tawuran lagi-lagi terjadi. Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali menduga, ada sengketa lahan parkir yang memantik perseteruan antarwarga itu.
Tiga bulan berselang, tepatnya 15 Juli 2019, ratusan warga kembali terlibat bentrok. Kali ini di area dekat rel kereta api Stasiun Manggarai. Tawuran itu melibatkan tiga kelompok massa lintas kota, yakni warga Manggarai Selatan (Magazen) Tebet, Jakarta Selatan; warga Tambak, Jakarta Pusat, dan warga Menteng Tenggulun, Jakarta Pusat.
Tawuran itu berlangsung hingga keesokan harinya, di tempat yang tak jauh beda.
Jadwal perjalanan KRL jadi kacau pada dua hari itu, terutama dari sore hingga malam.
Tawuran kemudian pecah lagi pada 3 September, lagi-lagi antara warga Magazen versus Menteng Tenggulun. Seperti episode sebelumnya, tawuran September berlanjut sampai 4 September 2019, bahkan dengan eskalasi konflik yang makin panas.
Seorang warga kritis kena bacok, dua rumah warga rusak, dan power supply KRL yang tengah melintas memercikkan api karena dihantam batu.
Dari tawuran September, polisi menjaring delapan pemuda yang terbukti positif mengonsumsi narkoba. Empat di antaranya disebut memakai narkoba waktu tawuran.
Sejak saat ini, polisi memunculkan dugaan bahwa beberapa orang memanfaatkan tawuran di Manggarai untuk sembunyi-sembunyi mengedarkan narkoba.
Pada penghujung Oktober, persisnya tanggal 29, Briptu Daru yang berjaga di daerah itu kena bacok di tangan dan punggung saat tawuran kembali pecah di Manggarai. Ia selamat setelah dievakuasi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.
Baca juga: Tawuran di Manggarai Kembali Pecah dan Ganggu Perjalanan KRL