Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Pemprov, Mengapa Komisi C DPRD DKI Bela Anggaran Komputer yang Dipertanyakan PSI?

Kompas.com - 06/12/2019, 19:44 WIB
Nursita Sari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta S Andyka mengatakan, Komisi C harus mengklarifikasi informasi soal anggaran Rp 128,9 miliar untuk pengadaan satu set komputer dan perangkatnya dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI Jakarta 2020.

Meskipun, itu merupakan anggaran yang disusun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Biasanya, pihak Pemprov DKI yang akan menjelaskan soal anggaran mereka.

Andyka mengatakan, hal ini dilakukan karena salah satu anggota Komisi C Anthony Winza Probowo sebelumnya menyampaikan informasi tersebut.

Menurut mereka, informasi yang disampaikan Anthony dari Fraksi PSI itu keliru.

"Di situ berbunyi institusi Komisi C, anggota Komisi C yang menyampaikan, sehingga kami sebagai bagian dari anggota Komisi C, bagian dari lembaga DPRD, perlu meluruskan dan menyampaikan hal ini," ujar Andyka dalam konferensi pers di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (6/12/2019).

Para anggota Komisi C telah membaca berita sebuah media online berisi pernyataan Anthony terkait anggaran komputer itu.

Baca juga: Tanpa PSI, Komisi C DPRD DKI Gelar Konpers Bela Anggaran Komputer Rp 128,9 Miliar

Setelah membaca berita tersebut, mereka menyimpulkan bahwa Anthony menyatakan anggaran Rp 128,9 miliar hanya untuk satu unit komputer, tanpa perangkat-perangkatnya.

Karena itulah, mereka menganggap Anthony telah keliru dan informasi yang dia sampaikan harus diklarifikasi.

"Menurut pemberitaan bahwa itu satu komputer seharga Rp 128,9 miliar. Padahal di sini bukan satu, kuantitasnya banyak, unit-unitnya banyak, ada frame-nya," kata Andyka.

"Kami pastikan itu tidak benar, ini sudah terjadi kebohongan publik," lanjut dia.

Anggota Komisi C lainnya, Dimaz Raditya Soesatyo, menuturkan, pengadaan komputer yang diusulkan Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) Jakarta bukanlah komputer biasa.

Dia berujar, ukuran komputer itu sebesar sebuah ruangan.

"Ini MC, mainframe computer, biasanya dipakai untuk perbankan, pemerintah, dan juga institusi atau perusahaan yang mempunyai data banyak, data tinggi," ucap Dimaz.

Dimaz mengatakan, teknologi informasi itu dibutuhkan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak. Karena itu, Komisi C mendukung pengadaan teknologi tersebut.

Baca juga: Politisi PSI Bantah Sebarkan Materi Rapat DPRD DKI seperti Dituding Kader PDI-P

Apalagi, DPRD DKI Jakarta dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) DKI sepakat meningkatkan target pendapatan pajak dari Rp 44,54 triliun pada APBD Perubahan 2019 menjadi Rp 50,17 triliun dalam APBD 2020.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com