Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penunggak Pajak Kendaraan Mewah Paling Banyak di Jaksel

Kompas.com - 09/12/2019, 10:20 WIB
Nursita Sari,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilik 1.094 kendaraan mewah dengan nilai jual di atas Rp 1 miliar masih menunggak pajak.

Total kerugian akibat tidak dibayarnya pajak seluruh kendaraan mewah itu, yakni Rp 36,8 miliar.

Berdasarkan data Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) DKI Jakarta, kendaraan mewah yang belum dibayar pajaknya paling banyak di Jakarta Selatan, yakni 420 kendaraan dengan nilai pajak mencapai Rp 14,1 miliar.

Sementara di wilayah lainnya, kendaraan yang belum dibayar pajaknya, yakni 199 unit di Jakarta Pusat dengan nilai pajak Rp 7,2 miliar, 192 unit di Jakarta Barat dengan nilai pajak Rp 6,7 miliar.

Kemudian, 176 unit kendaraan di Jakarta Utara dengan nilai pajak Rp 5,4 miliar, dan 107 unit di Jakarta Timur dengan nilai pajak Rp 3,4 miliar.

Dari total 1.094 kendaraan mewah yang belum dibayar pajaknya, 337 kendaraan di antaranya telah diblokir.

Kendaraan mewah yang belum dibayar pajaknya itu terdiri dari beragam merek, yaitu:

- 9 unit Aston Mart

- 19 unit Audi

- 12 unit Bentley

- 115 unit BMW

- 10 unit Cadillac

- 1 unit Chevrolet

- 43 unit Ferrari

- 2 unit Ford

- 15 unit Hummer

- 1 unit Infiniti

- 20 unit Jaguar

- 2 unit Iveco

- 6 unit Jeep

- 17 unit Lamborghini

- 74 unit Land Rover

- 93 unit Lexus

- 10 unit Maserati

- 1 unit Lotus

- 8 unit McLaren

- 384 unit Mercedes Benz

- 1 unit Mitsubishi

- 1 unit Morgan

- 11 unit Nissan

- 132 unit Porsche

- 3 unit Range Rover

- 19 unit Rolls Royce

- 82 unit Toyota

- 1 unit Zele

- 1 unit VW

Kepala BPRD DKI Jakarta Faisal Syafruddin mengatakan, BPRD saat ini sedang gencar menagih pajak kendaraan bermotor.

Salah satu cara yang dilakukan, yaitu door to door dan menempelkan stiker penunggak pajak terhadap kendaraan bermotor yang belum dibayar pajaknya.

"Kami sudah mulai tempeli stiker. Kalau mereka copot, mereka bertanggung jawab terhadap segel yang kami pasang, kami bisa proses secara hukum," ujar Faisal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com