Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasa Syukur Jemaat Santa Clara Bekasi Rayakan Natal Pertama di Gereja...

Kompas.com - 20/12/2019, 06:01 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

"Banyak kegiatan kita tidak punya tempat. Kita jadi membatasi kegiatan karena  keterbatasan waktu dan juga tempat. Tidak pernah lomba, karena pasti penuh di dalam dan tidak ada tempatnya," tutur Raymundus.

Jelang Natal 2019, jemaat Santa Clara untuk pertama kalinya akhirnya menyelenggarakan lomba antarjemaat. 

Sebanyak 13 kelompok jemaat Santa Clara berdasarkan domisili bertanding membuat pohon Natal setinggi 3 meter. Mereka diberi waktu satu pekan untuk menuntaskan kerja kolektif itu, sejak tanggal 15 hingga 22 Desember 2019 nanti.

Uniknya, pohon Natal itu harus dibuat dengan bahan-bahan daur ulang. Sebagian besar pohon yang sudah jadi tampak menggunakan kantong dan botol plastik, beberapa lainnya memakai keranjang telur.

"Yang mau disampaikan dengan bahan-bahan ini tentunya pesan ramah lingkungan. Umat gereja ini adalah umat yang nantinya harus ramah lingkungan," sebut Raymundus.

Lomba ini jadi penting karena ia merupakan wadah antusiasme jemaat Santa Clara yang baru tahun ini kesampaian Natalan di gereja.

Miniatur masjid

Lomba ini sekaligus jadi medium gotong-royong para jemaat yang sempat terpencar beberapa tahun silam. Sebabnya sama, karena tak punya gereja.

Tak heran, persatuan kembali para jemaat Santa Clara merupakan keadaan yang ingin direngkuh kembali pada Natal edisi kali ini.

"Kami menginginkan semua umat ini terlibat dalam gotong-royong, apalagi ini gereja baru. Jadi dari gotong royong itulah terbentuk pohon Natal bersama," ujar Ketua Panitia Lomba Natal 2019 Santa Clara, Eni Widyastuti kepada wartawan, Kamis sore.

"Gotong-royong tidak harus secara finansial, tapi juga bisa secara tenaga dan pikiran," kata dia.

Baca juga: Keteguhan Wali Kota Bekasi Pertahankan Gereja Santa Clara

Istimewanya, bukan hanya persatuan antarjemaat Santa Clara yang diutamakan. Pesan persatuan bangsa juga ada dalam lomba pohon Natal ini.

Ada miniatur masjid di salah satu kaki pohon Natal bikinan jemaat. Miniatur masjid itu berwarna putih dengan kombinasi hitam-kuning.

Ia berbahan kardus dan kertas, sebagai bagian dari tema "ramah lingkungan" yang diusung. Miniatur masjid ini bersanding dengan miniatur pura, pernak-pernik logo Kota Bekasi, Garuda Pancasila, serta bendera merah-putih yang menggantung di daun-daunnya yang terbuat dari botol plastik.

"Itu (miniatur masjid) artinya menonjolkan kearifan lokal bahwa sekarang, di area Santa Clara ini, toleransi sudah terbentuk dari berbagai macam latar belakang. Kebhinekaan untuk NKRI," ujar Eni.

Unsur muatan lokal menjadi salah satu unsur yang harus ada dalam pohon Natal bikinan para jemaat. Pohon Natal itu pun harus punya pesan yang kuat.

"Karena selain harus dari barang bekas, kreatif, dan indah, harus juga menyampaikan pesan dan ada muatan lokalnya," imbuhnya.

Eni bilang, para jemaat bebas berkreasi menerjemahkan "muatan lokal" dan menyampaikan pesan lewat kreasi pohon Natalnya.

Buktinya, ada jemaat yang menyematkan ondel-ondel hingga miniatur bambu khas Kota Bekasi dalam pohon Natal.

"Itu sebenarnya yang kita inginkan. Selama ini, mungkin karena belum punya gereja, jadi agak terbelah. Sekarang sudah ada gereja, kita galang lagi persatuan," ujar Eni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com