Azmi mencontohkan, salah satu yang sampai saat ini tak banyak orang yang tau adalah mengenai sosok Laksamana Jhon Lie, pahlawan Indonesia keturunan Tionghoa yang mengabdi sebagai angkatan laut.
Baca juga: Mengenang Gus Dur...Ulama yang Mengaku Berdarah Tionghoa
"Kemudian ada nama Kapiten Sepanjang, Tjou Bou San, Kwee Kek Hek nama-nama itu tidak masuk dalam sekolah. Kenapa guru-guru sejarah dari SD sampai SMA tidak pernah menyinggung nama-nama tersebut?" ungkapnya.
Selain soal pejuang keturunan Tionghoa, hal menarik lainnya juga terpampang dalam pojok kiri museum tersebut.
Sebuah papan kayu hitam dengan tulisan mandarin. Papan itu merupakan tanda pengenal sekolah swasta modern pertama di Batavia, bahkan Hinda Belanda yang didirikan oleh Tiong Hoa Hwee Kwan.
Tiong Hoa Hwee Kwan merupakan sebuah organisasi beberapa tokoh keturunan China di Batavia pada tahun 1900-an.
Di samping papan tersebut terdapat foto dengan sejumlah tokoh dengan latar belakang tanda pengenalnya yang saat ini ada di museum.
"Satu-satunya itu. Bahkan menjadi perhatian Tionghoa sendiri kalau saat berkunjung ke sini," ucapnya.
Saat ini museum milik Azmi mulai banyak dikunjungi. Bukan saja keturunan Tionghoa, juga pribumi dengan berbagai keperluannya.
"Kenapa saya buat museum di Serpong ini? Karena memang Tangerang tak lepas dari Tionghoa. Benteng misalnya. Tapi terlpas itu ini untuk menjaga menjaga kebhinekaan. Jangan asal menyebut bhinneka tapi tak ada pergerakan," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.