JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Glodok di Tamansari, Jakarta Barat, saat ini dikenal dengan nama Pecinan. Pasalnya, kita bisa lebih banyak menemukan masyarakat keturunan Tionghoa yang beraktivitas di daerah tersebut.
Para warga keturunan Tionghoa beraktivitas sebagai pedagang ataupun wiraswasta yang membuka restoran-restoran khas China.
Ketika perayaaan Imlek tiba, lampion-lampion yang didominasi warna merah siap menghiasi kawasan Glodok.
Pernahkah terlintas di benak kita, dari mana asal warga China tersebut? Mengapa banyak warga China menempati kawasan Glodok? Lalu, apa arti nama Glodok itu sendiri?
Baca juga: Merawat Keberagaman dan Kebaikan Lewat Tradisi Patekoan di Glodok
Dikutip dari buku Ensiklopedia Jakarta yang ditulis Dinas Kebudayaan dan Kemuseuman DKI Jakarta, banyak pendapat terkait asal-usul nama Glodok.
Salah satunya adalah "Glodok" berasal dari kata "Grojok" yang artinya onomatopi suara kucuran air dari pancuran.
Alasan pemberian nama itu karena pada zaman penjajahan Belanda, terdapat semacam waduk penampungan air dari Kali Ciliwung yang dikucurkan dengan pancuran terbuat dari kayu. Ketinggian waduk tersebut sekitar 10 kaki.
Warga keturunan Tionghoa yang menempati kawasan itu tak bisa mengucapkan kata Grojok. Mereka mengucapkan kata Grojok menjadi Glodok, sesuai dengan lidah mereka.
Baca juga: Asal-usul Jalan Perniagaan, Perkampungan Masyarakat Keturunan Tionghoa di Jakarta
Pendapat lainnya tentang pemberian nama Glodok berasal dari sebutan terhadap jembatan yang melintas di Kali Besar (Kali Ciliwung) di kawasan itu yang diberi nama Jembatan Glodok.
Pada jembatan tersebut, dibangun tangga-tangga yang menempel pada tepi Kali Besar yang digunakan untuk mandi dan mencuci.
Tangga itu dalam bahasa Sunda disebut golodok, sama seperti sebutan untuk tangga biasa. Oleh karena itu, kawasan itu dikenal dengan sebutan Glodok.
Belum ada catatan sejarah lengkap tentang asal-usul warga China yang datang dan tinggal di Kota Batavia, nama Jakarta saat zaman Kolonial.
Buku Ensiklopedia Jakarta menyebutkan, Glodok merupakan salah satu kampung tertua di Batavia.
Baca juga: Asal-usul Etnis Tionghoa di Bekasi, Berawal dari Pemberontakan di Batavia
Glodok, pada tahun 1740-4an, bahkan bukan termasuk pusat pemerintahan Belanda kala itu. Glodok merupakan kawasan di luar tembok benteng Kota Batavia.
Pada tahun 1740-an terjadi pemberontakan warga China kepada penguasa VOC di Kota Batavia.