Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapan PKS soal Rencana Koalisi Gerindra dan PDIP untuk Menghadapinya di Pilkada Depok

Kompas.com - 29/01/2020, 21:59 WIB
Anggita Nurlitasari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com -Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Depok Hafid Nasir menanggapi soal Partai Gerindra dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang sepakat berkoalisi dalam Pilkada Depok 2020 untuk melawan PKS.

Menurut Hafid, langkah elite di tingkatan DPD dua partai tersebut hanya bisa dipastikan oleh kepengurusan pusat masing-masing.

"Ya kalau dari pihak Gerindra dan PDIP sudah men-declare sebagai bentuk koalisi yang mereka bangun, saya pikir ini sekali lagi dinamika ya dalam sebuah politik yang kami sebagai PKS menyikapi hal yang wajar. Karena tentunya kan ini tergantung juga pada elite politik di tingkat pusat," ujar Hafid di Gedung DPRD Kota Depok, Rabu (29/1/2020).

Baca juga: Gerindra dan PDIP Kota Depok Berkoalisi Hadapi PKS di Pilkada Depok 2020

Hafid mengatakan saat ini partainya juga masih menjalin komunikasi baik dengan partai lain.

Termasuk dengan partai yang sudah bersepakat akan melawan PKS pada Pilkada Depok 2020.

Sebab menurut Hafid, pada akhirnya keputusan koalisi ada pada kepengurusan pusat masing-masing partai.

"Secara komunikasi kita baik baik aja lah. Secara koalisi mungkin nanti akan ada yang sifatnya konkret final ketika ada rekomendasi dari pusat," ujar Hafid.

Baca juga: Didukung 5 Partai untuk Maju di Pilkada Depok 2020, Ini Kata Pradi Supriatna

Sebelumnya, dua partai besar di Kota Depok, yaitu Partai Gerindra dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) memutuskan untuk berkoalisi.

Dua partai yang masing-masing memiliki 10 kursi di parlemen Kota Depok itu setuju untuk maju bersama dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Depok 2020.

Jalinan koalisi PDI-P dan Partai Gerindra itu pun diyakini untuk menggempur kekuatan PKS atau Partai Keadilan Sejahtera.

Adapun selama 15 tahun terakhir atau tiga periode beruntun, partai bulan sabit kembar ini menguasai Kota Depok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com