Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Banjir di Kawasan Monas karena Drainase Buruk

Kompas.com - 03/02/2020, 13:34 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hujan yang mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya menyebabkan banjir di sejumlah ruas jalan.

Salah satunya, yakni ruas jalan sekitar Monas, Jalan Medan Merdeka. Banjir di Monas sudah berkali-kali terjadi.

Menanggapi hal itu, Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga menilai, banjir di kawasan Monas disebabkan saluran air yang buruk dua tahun belakangan.

Menurut catatannya, hanya 33 persen saluran air di kawasan Monas yang berfungsi saat ini.

"Saluran air memburuk setidaknya dalam dua tahun terakhir. Salurannya banyak lumpur dan sampah. Seharusnya tim pasukan oranye yang di sini rutin untuk membersihkannya, namun saya lihat berkurang ya," ucap Nirwono kepada Kompas.com, Senin (3/2/2020).

Baca juga: Hujan Minggu Pagi, Jalan Sekitar Monas dan Underpass Kemayoran Banjir

Selain drainase yang buruk, banjir itu juga dinilai akibat pekerjaan revitalisasi trotoar yang tidak diiringi dengan perbaikan saluran air di bawahnya.

Ia menilai, masih banyak kabel dan pipa di dalam saluran air itu. Seharusnya, menurut dia, saluran air itu dibuat terpisah dengan kabel utilitas.

Sehingga aliran sungai bisa dengan mudah mengalir.

"Ini menunjukkan tidak ada koordinasi antar dinas terkait. Secara umum saluran air yang berfungsi baik baru 33 persen," kata Nirwono.

Baca juga: Underpass Pasar Mobil Kemayoran Masih Terendam Banjir 3 Meter

Kemudian, ia juga menilai, saluran air di Jakarta masih dalam ukuran kecil. Padahal hujan belakangan turun dengan deras.

"Dimensi saluran air yang kecil (50-150 cm) sudah seharusnya diperbesar hingga 2 hingga 3 meter untuk menampung kapasitas air hujan lebih banyak," ujar dia.

Ia mengatakan, saluran air yang tidak terhubung dengan baik juga menjadi penyebab kawasan Monas kerap banjir.

"Saluran air itu harus dihubungkan dengan baik mulai dari perbesar lubang air dari jalan ke saluran, saluran air mikro atau tersier ke meso atau ekunder ke makro atau primer," ucap Nirwono.

Baca juga: Ketika Sekda DKI Pasang Badan soal Revitalisasi Monas di Saat Anies Pilih Bungkam...

Sementara itu, Peneliti Bidang Manajemen Air dan Lingkungan dari Universitas Indonesia, Toha Shaleh mengatakan hal senada.

Ia menyarankan agar Pemprov DKI untuk mengevaluasi sistem drainase di kawasan Monas.

"Secara sistem, dengan perubahan tata guna lahan yang ada saat ini, perlu dikaji kapasitas debit aliran (debit banjir) yang terjadi, apakah masih sesuai dengan desain kapasitas saluran yang ada atau tidak. Dari sini baru bisa ditingkatkan sistem drainase kawasannya," kata Toha.

Nantinya sistem saluran itu bisa dikombinasikan dengan sistem pintu air ataupun pompa di bagian hilir.

"Oh ya, pemeliharaan saluran-saluran eksisting juga perlu dilakukan rutin," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Megapolitan
Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Megapolitan
Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Megapolitan
Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com