Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penipuan Tiket Pesawat Murah, Pelaku Mengaku Bebas Akses Bandara Soetta hingga Kode Fiktif

Kompas.com - 08/02/2020, 09:25 WIB
Vitorio Mantalean,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Lima orang berinisial AS, ARS, MT, MTH, dan RMD mendatangi Mapolres Tangerang Selatan, Jumat (7/2/2020).

Mereka mengaku sebagai korban penipuan penjualan tiket pesawat murah yang dilakukan oleh seseorang berinisial YHN.

Menurut mereka, YHN dikenal sebagai seseorang yang biasa mengurus tiket di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Banten.

Total, mereka mengklaim kerugian yang mereka derita tembus Rp 138 juta.

Baca juga: 5 Korban Kena Tipu Tiket Murah Pesawat hingga Rp 138 Juta, Ini Modus Pelaku

Berikut Kompas.com merangkum sejumlah fakta mengenai kasus ini:

1. Berawal dari komunitas, tergiur banting harga

Salah satu korban, AS menceritkan penipuan yang ia alami diawali saat pertemuan keduanya dalam komunitas memburu.

Saat itu, kata AS, pelaku menawarkan tiket dengan iming-iming harga yang relatif murah dan mendapatkan bonus dalam pembelian borongan.

"Dia selalu menawarkan kalau beli lima gratis satu karena dijadikan tiket rombongan, entah umroh atau apa jadi saya tertarik. Kalau dilihat itu harga normal Rp 12 juta, saya diberikan harga Rp 8 juta sekian," kata AS saat ditemui di Polres Tangsel usai melapor.

Baca juga: Selain Jual Tiket Murah Pesawat, Pelaku juga Tipu Hotel di Bandara Soekarno-Hatta

Saat itu, pelaku yang juga anggota komunitas memburu pernah menberikan hadiah satu tiket gratis dalam suatu acara bakti sosial.

"Itu mungkin jadi iming-iming," ucap dia.

2. Kode booking fiktif

AS saat itu terpincut membeli lima tiket untuk berlibur ke Eropa pada. Ia meminta pelaku menyediakan penerbangan bulan Desember 2019.

Namun, sampai bulan Desember 2019, tiket seharga Rp 42 juta yang dijanjikan pelaku tak kunjung terbit.

AS hanya diberikan kode booking yang diduga palsu setelah dilakukan pengecekan.

"Kode booking yang diberikan sama dia itu enggak bisa dicek," katanya.

Selain AS, empat korban lainnya juga mengalami penipuan dengan modus yang sama.

3. Disebut bebas akses Soekarno-Hatta

Zevrijn, kuasa hukum para korban menyatakan bahwa pelaku punya beragam trik untuk meyakinkan calon korbannya.

Ia disebut piawai mendekati calon korban, sekaligus beberapa kali pamer identitas yang membuatnya diyakini bisa keluar-masuk Bandara Soekarno-Hatta secara bebas.

 

"Dia punya akses khusus masuk ke bandara Soeta. Dia pernah tunjukan kepada saya akses khusus dan dia mengaku bayar tahunan khusus masuk akses Soetta. Jadi masuk bandara dia bebas aja," kata Zevrijn di Polres Tangerang Selatan.

4. Tipu hotel

Bukan cuma menipu konsumen, YHN juga pernah menipu salah satu hotel di kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Banten.

Staf pemasaran hotel tersebut, MR mengatakan, penipuan itu terjadi Juni 2019, ketika YHN memintanya membuka 20 kamar bagi jemaah umroh dari Palembang.

MR mengaku, mulanya ia tak berani melapor ke polisi soal insiden tersebut. Namun, mumpung banyak pula korban YHN, ia pun ikut nimbrung.

"Jadi dia (YHN) ngeberangkatin umroh tiketnya dari dia tapi ternyata jemaah tidak diberangkatin, malah diinapkan di hotel tempat saya bekerja selama 7 hari," kata MR yang bergabung bersama para korban penipuan tiket murah pesawat di Mapolres Tangsel, Jumat.

Selepas jemaah umroh tersebut dipulangkan, YHN tak kunjung membayar biaya makan dan sewa penginapan jemaah umroh selama 7 hari tadi

Pascakejadian itu, MR pun dipecat atas dasar laporan YHN yang menyebutnya kerap memindahkan tamu hotel ke penginapan lain.

"Dia memfitnah saya katanya saya sering pindahin tamu. Dia begitu karena takut saya tagih uang penginapan. Akhirnya saya dipecat dan saya diminta ganti sama hotel di mana saya bekerja," tutup MR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com