Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Damkar Tangsel Evakuasi Sarang Tawon Vespa di Serpong Utara

Kompas.com - 09/03/2020, 20:54 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Petugas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tangerang Selatan mengevakuasi sarang tawon vespa di salah satu rumah warga di Serpong Utara, Tangerang Selatan, Senin (9/3/2020).

Komandan Regu Rescue Tim Alfa Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan kota Tangerang Selatan, Darusalam mengatakan, evakuasi dilakukan setelah warga setempat mengaku khawatir dengan adanya sarang tawon tersebut.

"Kami sudah lakukan evakuasi menggunakan cairan pestisida yang kami miliki. Ini kurang lebih 90 sentimeter untuk diameternya. Ini jenis sarang tawon vespa," ujar Darusalam saat dihubungi Kompas.com, Senin (9/3/2020).

Baca juga: Sarang Tawon Vespa Menempel di Atap Rumah, Warga Serpong Utara Was-was

Menurut Darusalam, petugas sempat mengalami kesulitan dalam melakukan evakuasi sarang tawon tersebut karena lokasinya berada di lingkungan padat penduduk.

"Karena aktivitas masyarakat jadi kami antisipasi dengan mensterilkan wilayah terlebih dahulu sebelum kami evakuasi," ucapnya.

Sarang tawon tersebut kini diamankan di kantor Damkar Tangsel untuk dimusnahkan.

"Sudah kami bawa ke kantor untuk kami musnahkan," ucapnya.

Pemilik rumah, Darmawan mengatakan, keberadaan sarang tawon tersebut baru diketahui beberapa hari lalu.

"Baru ketahuan kemarin sama istri saya yang pertama kali melihat. Saya penasaran saya lihat lagi. Besar banget, sudah mau mengelilingi plafon sebelah kanan," ujar Darmawan.

Menurut Darmawan, berdasarkan keterangan warga setempat, sarang tawon itu mulai ada di plafon rumahnya sekitar dua bulan lalu. Hanya saja, kata Darmawan, saat itu ukurannya masih sebesar kepalan tangan.

"Dua bulan ukurannya masih kecil. Makannya ini kalau dua bulan sudah sebesar ini berarti cepat juga dia bersarangnya," ucapnya.

Darmawan menjelaskan, keberadaan sarang tawon tersebut membuat warga resah.

"Sudah gitu tawonnya sering berkeliaran, takutnya kita banyak anak-anak sering main di sini. Nanti kalau ditimpuki, bisa sengat orang," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com