Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Sampai Sehari, Kebijakan Pembatasan Operasional KRL Dicabut karena Bikin Penumpang Makin Menumpuk

Kompas.com - 24/03/2020, 06:14 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

Penumpukan penumpang ini justru buruk bagi para penumpang KRL, karena penularan Covid-19 akan semakin mudah jika jarak antarpenumpang kian rapat.

"@CommuterLine katanya disuruh social distancing buat bantu cegah corona, tapi pagi ini kereta padat sekali. Jadi, bagaimana caranya buat jaga jarak aman?" twit akun @AnnaMargarexxxx.

"Terima kasih banget buat @CommuterLine karena jadwal ditumpuk di jam 6, semua jadi kayak ikan teri makin kedempet. Jadi percuma tuh kalo masinis bilang kudu jaga jarak biar ga ketular covid-19, yang ada semua pada kena berjamaah," bunyi twit @tirtxxxx.

Protes kepada PT KCI juga dilayangkan akun @adithxxxxxx. Dalam tweet-nya, ia menyebut masih banyaknya pengguna KRL yang bukan pekerja kantoran yang bisa bekerja dari rumah.

"@CommuterLine bagaimana mau social distance kalau keretanya dikurangi, enggak semua penumpang adalah pekerja kantoran, banyak juga pengguna KRL adalah pekerja harian kenali dulu konsumen anda baru buat kebijakan," tulis akun @adithxxxxxx.

Para penumpang KRL mendesak PT KCI meninjau kembali kebijakan yang menyebabkan penumpukan penumpang dalam kereta.

Baca juga: Dampak Wabah Corona, Penumpang KRL Turun 50 Persen

Kebijakan direvisi

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) langsung mengevaluasi rekayasa operasional KRL yang menciptakan penumpukan penumpang.

Dari hasil evaluasi, jadwal KRL akan kembali normal mulai Senin petang, tepatnya mulai pukul 15.00 WIB, dan berlanjut normal hingga seterusnya.

"Dengan normalisasi jadwal ini, KRL akan kembali beroperasi melayani 991 perjalanan per hari mulai pukul 04.00 hingga 00.00 WIB," jelas Anne Purba melalui keterangannya pada wartawan, Senin siang.

"Hal ini berlaku untuk seluruh 80 stasiun dan seluruh rute KRL," imbuh dia.

Meski operasional KRL kembali seperti sediakala, Anne mengimbau agar para pengguna jasa sebisa mungkin tetap beraktivitas di rumah sehubungan dengan pandemi Covid-19, kecuali untuk kegiatan mendesak.

"Jadwal KRL kembali normal tidak untuk dimanfaatkan bepergian dengan tujuan-tujuan yang tidak mendesak," ujar dia.

Penerapan jarak sosial di stasiun dan kereta juga, kata Anne, dilakukan di dalam stasiun dan kereta.

Di dalam stasiun, PT KCI bersama KAI (Kereta Api Indonesia) membuat garis batas antrian di loket, gate, dan sebelum pemeriksaan suhu tubuh.

Baca juga: PT KCI Tambah 2 Perjalanan KRL untuk Social Distancing

Selanjutnya petugas juga mengarahkan pengguna untuk dapat mengisi kereta/gerbong yang kosong terlebih dahulu.

"Selama perjalanan, petugas pengawalan kereta juga bergerak menghimbau pengguna untuk berpindah dari kereta/gerbong yang penuh ke kereta/gerbong yang lebih kosong," jelas Anne.

PT KCI pun mencatat bahwa jumlah penumpang KRL terus merosot sejak imbauan social distancing digaungkan terus-menerus oleh Pemprov DKI Jakarta.

Dalam satu pekan terakhir, jumlah pengguna KRL telah turun 50-60 persen dari rata-rata 1 juta penumpang per hari menjadi hanya 400-500.000 penumpang setiap harinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com