JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan jemaah Masjid Jami Kebon Jeruk, Maphar, Tamansari kini berstatus Orang Dalam Pengawasan (ODP) virus Corona.
Status itu didapat setelah Sudinkes Jakarta Barat melakukan rapid test virus Corona kepada jemaah dan hasilnya terdapat tiga jemaah yang terkonfinrmasi Covid-19.
Kompas.com coba merangkum fakta-fakta yang membuat 183 jemaah Masjid Jami Kebon Jeruk menjadi ODP, sebagai berikut:
Komplek Masjid Jami Kebon Jeruk merupakan lokasi cagar budaya dan tempat ziarah bagi umat muslim.
Selain warga Jakarta, ada juga warga negara asing (WNA) asal Timur Tengah yang melakukan ziarah ke tempat tersebut.
"Masjid itu sudah sejak zaman dahulu, tempat orang berkunjung dan berziarah. Bukan dari Indonesia, termasuk dari ASEAN, bahkan Timur Tengah. Berziarah, berdiam beberapa waktu," ujar Wali Kota Jakarta Barat Rustam Effendi, Senin (30/3/2020).
Baca juga: Kronologi 3 Jemaah Masjid Jami Kebon Jeruk Positif Covid-19, Ratusan Lainnya Jadi ODP
Selain itu, jemaah dan pemuka agama di sana juga kerap melakukan tablig dalam masjid. Sehingga, beberapa dari mereka ada yang bermukim di area masjid tersebut dalam waktu cukup lama.
"Di samping itu juga jemaah juga ada, ustaz juga ada mereka tablig dari rumah ke rumah. Dia bermukim di situ, sudah berlangsung puluhan tahun," sambung Rustam
Belakangan, pasca meluasnya penyebaran virus corona, pemerintah Indonesia melalui Pemprov DKI Jakarta mengeluarkan imbauan agar warganya beribadah atau berdoa di rumah.
Baca juga: Sudinsos Jakbar Pastikan Stok Pangan Jemaah Masjid Jami Kebon Jeruk Terpenuhi Selama Isolasi
Meski sudah ada imbauan untuk menjaga jarak sosial, namun jemaah tetap berkumpul.
"Begitu ada peristiwa ini, kami dapat informasi masih banyak orang berkumpul. (Padahal) seruan Pak Gubernur tidak lagi berkumpul dan shalat berjemaah, maka saya datang ke sana," ucap Rustam.
Setelah bertemu, seluruh jemaah menjalani rapid test dan hasilnya tiga orang positif Covid-19 dan dilarikan ke rumah sakit.
Demi menjalanlan protokol bagi para ODP, ratusan jemaah diisolasi dalam masjid selama 14 hari mulai Kamis (26/3/2020).
Bukan hanya WNI yang melakukan ziarah, tetapi juga ada warga negara asing yang turut menjadi ODP dalam klaster ini. Total ada 78 yang turut menjadi ODP dan harus menjalani isolasi.
Baca juga: Tiga Jemaah Positif Covid-19, Sekitar 170 Orang Diisolasi di Masjid di Taman Sari
Mereka ikut diisolasi karena sempat bersama dengan tiga jemaah yang positif Covid-19.
"Diisolasi sementara tidak boleh keluar sampai ada langkah selanjutnya, kami urus makannya. Jumlah jemaah foreign yang transit di Masjid Jami Kebon Jeruk, sebanyak 78 orang, terdiri dari; India 48 orang; Bangladesh 10 orang; Srilanka 4 orang; Thailand 10 orang; Palestina 5 orang; dan Pakistan 1 orang," kata Rustam.
Empat belas hari bukan waktu yang singkat bagi para jemaah untuk berdiam diri di masjid tanpa keluar.
Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Barat memastikan stok pangan bagi jemaah yang masuk dalam daftar orang dalam pengawasan (ODP) Covid-19 dan diisolasi di Masjid Jami Kebon Jeruk.
Sudinsos Jakbar akan mengirim bantuan berupa makanan siap saji selama 14 hari ke depan, atau selama jemaah menjalani masa isolasi.
"Hanya bantuan makanan siap saji, bantuan lain tidak ada," kata Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Barat Mursidin saat dihubungi Senin.
Baca juga: 3 Jemaah Masjid Jammi di Taman Sari Positif Covid-19, Wali Kota: Di Situ Tempat Ziarah
Makanan cepat saji dikirim setiap pagi, siang, dan sore, atau tiga kali dalam sehari.
"Setiap pengiriman jumlahnya 200 nasi kotak," ucap Mursidin.
Selain isolasi dalam masjid, opsi lain tang dipersiapkan oleh Pemkot Jakbar adalah dengan memindahkan jemaah ke Wisma Atlek Kemayoran yang juga RS Darurat Penanganan Covid-19.
Wacana pemindahan para jemaah dari masjid ke Wisma Atlet Kemayoran akhirnya terealisasi.
Pada Jumat (27/3/2020) malam, jemaah mulai dipindahkan secara berkala dengan menggunakan bus dan diatur jarak duduknya agar tidak berdempetan.
"Sebanyak 39 dibawa ke RS darurat, sisanya jadi 144 jemaah. Kami antar sampai ke sana. Di bus pun kami jaga jarak atau physical distancing," kata Rustam.
Pemindahan ini bukan tanpa penolakan, ada beberapa penolakan dari pihak jemaah yang tidak ingin dipindahkan.
Meski demikian, Pemkot selalu mengedepankan dialog dalam mencari solusi tersebut.
"Kami upayakan terus supaya isolasi lebih baik, tempatnya ke Wisma Atlet, Kemayoran, tidak di masjid. Dan pemantauannya lebih enak di sana dibandingkan di masjid. Untuk tidur lebih enak. Ini terus-menerus kami berikan penjelasan kepada mereka," ujar Rustam.
Demi menjamin situasi, kini pihak Pemkot bersama TNI dan Polri terus melakukan pengawasan di sekitar masjid.
Camat Tamansari Risan Mustar mengatakan sampai sejauh ini belum ada proses pemindahan jemaah lagi dari Masjid Jami ke Wisma Atlet.
"Iya yang kemarin dikirim (Jumat malam) sampai sekarang belum ada lagi, sembari ikuti atau intruksi pimpinan karena gugus tugas ditingkat kota saya jaga keadaan dilapangan," ucap Risan saat dihubungi, Selasa (31/3/2020).
Kendati demikian, Risan mengatakan pihaknya tetap mengirimkan pelayanan tenaga medis untuk mengecek kesehatan para jemaah.
"Makanya saya tadi kirim tim medis kesehatan untuk mengecek ada yang sakit atau enggak, enggak ada yang sakit," kata Risan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.