Mereka terus menanyakan kabar dan memantau setiap perkembangan dirinya.
“Saya selalu ditanya ‘gimana hari ini pak keadaannya? Yuk pak semangat terus ya, jangan stres’. Itu yang selalu dilontarkan ke saya hingga saya tuh oh ya bangkit, saya masih punya keluarga, karyawan, dan semua orang pasti doa untuk kesembuhan saya,” ujar dia.
Hari demi hari ia lewati semakin mudah. Keadaannya semakin membaik dengan berbagai motiviasi.
“Saya selalu berdoa dan syukur banget sama Allah, saya dipertemukan dengan orang baik. Dokter, perawat baik, saya juga tiap ketemu mereka selalu senyum,” katanya.
Memotivasi diri
Setelah 10 hari dirawat di ruang isolasi ICU, kondisi Arief membaik. Ia kemudian dipindahkan di satu ruang rawat isolasi.
Hanya ada meja kecil, dan toilet di dalam ruangan sekitar 3 X 4.
Baca juga: Kena PHK Imbas Covid-19? Daftarkan Diri ke Disnakertrans untuk Dapat Insentif
Melihat ruangan tersebut, ia terus membayangkan kamarnya yang jauh lebih nyaman.
“Saya ingin cepat pulang saat itu dan berpikir saya harus sembuh untuk ketemu lagi dengan istri, anak saya yang udah nunggu di rumah,” kata dia.
Arief bertekad untuk melawan sakitnya saat itu. Tak pernah ia mengeluhkan sakit meski beberapa kali masih batuk.
Ia terus mengukuti prosedur dan obat yang diberikan dokter.
Arief tak pernah bosan di ruangan isolasi sendirian meski ruangannya tampak begitu sepi.
Ia mengisi kekosongannya dengan membaca buku yang didapatkan dari istrinya lewat perawat.
“Selain baca buku motivasi, saya juga terus berzikir, membaca Al- Qur’an,” ucap Arief.
“Saya tidak lihat gadget dan media sosial karena saya tahu malah membuat saya semakin stres. Bahkan saya tidak tahu jam berapa di ruangan itu. Jadi supaya enggak kerasa saya baca buku motivasi, dzikir dan baca Al-Quran,” kata Arief.
Selama ia dirawat, ia terus berdoa dan mengevaluasi dirinya. Ia merasa, sehat adalah anugerah terbesar yang Tuhan berikan kepada setiap manusia.
“Di situ pengajarannya yang saya ambil banyak sekali. Setiap bangun tidur saya selalu bersyukur. Karena memang selama ini di rumah kurang bersyukur,” ucapnya.
“Di ruang isolasi itu kamarnya kecil, sendirian lagi. Tapi kalau sehat itu luar biasa nikmatnya. Allah selalu menjadi penyemangat saya setiap hari,” tambah dia.