Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Promosi Perawatan Gigi karena Physical Distancing, Sejumlah Dokter Gigi Dipecat

Kompas.com - 06/04/2020, 18:50 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

"Sebagian yang menolak tanda tangan dipanggil ke bagian HC (Human Capital), ada yang diputus kontrak alias dipecat, ada yang dirumahkan atau dipecat secara halus, dan diberi surat peringatan 2 (SP2)," ungkap Dokter Y.

"Setelah ramai diberitakan barulah beberapa dokter diberikan surat bebas tugas alias kami dipecat. Jadi, isi suratnya diubah lebih halus. Sampai hari ini, sudah sekitar 15 dokter yang diberhentikan oleh perusahaan," sambung dia.

Baca juga: UPDATE: 118 Tenaga Medis di DKI Positif Covid-19, 20 Orang Sembuh, Seorang Meninggal

Dikonfirmasi terpisah, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PDGI drg. Ugan Gandar mengatakan, ketua PDGI Jakarta Timur telah bertemu pemilik dan manajemen perusahaan, Kamis (2/4/2020) pekan lalu.

"Selama ini PB PDGI belum memberikan teguran ke perusahaan tersebut. Namun, ketua PDGI Jakarta Timur telah bertemu dengan pemilik dan manajemen perusahaan," ujar Ugan.

Ugan menjelaskan, PDGI Jakarta Timur meminta perusahaan tak memutus kontrak kerja secara sepihak dengan dokter gigi karena hal tersebut melanggar Undang-Undang Ketenagakerjaan.

Pihak perusahaan juga diminta segera menyelesaikan masalah dengan mengedepankan aspek win-win solution.

"Kesimpulan sementara manajemen perusahaan tidak akan melakukan PHK dan tidak akan melakukan tindakan-tindakan berupa ancaman dan intimidasi kepada para dokter gigi yang bekerja di perusahaan tersebut," ungkap Ugan.

"Mereka juga segera akan melakukan klarifikasi berupa surat pernyataan tertulis di atas meterai kepada PB PDGI," lanjutnya.

PDGI mengancam mencabut rekomendasi para dokter gigi untuk bekerja di perusahaan tersebut jika perusahaan tak segera menyelesaikan permasalahan.

Hingga berita ini ditulis, Kompas.com telah mencoba klarifikasi kabar pemecatan secara sepihak itu kepada pimpinan perusahaan melalui pesan singkat WhatsApp dan sambungan telepon.

Namun, hingga kini, pimpinan perusahaan belum merespon untuk memberikan klarifikasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com