Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Depok: Rata-rata Pabrik Masih Beroperasi

Kompas.com - 07/04/2020, 15:32 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Depok, Manto Jorghi mengatakan bahwa sebagian besar pabrik di Kota Depok masih terus beroperasi hingga saat ini, meskipun gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) mulai terasa.

Sebagai informasi, Depok juga belum mengusulkan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna mengerem aktivitas warga di tengah pandemi Covid-19.

"Pabrik di Kota Depok rata-rata melakukan langkah yang dianjurkan pemerintah, dengan APD (alat pelindung diri) dan memeriksakan suhu," ujar Manto ketika dihubungi pada Selasa (7/4/2020).

"Dalam SE (surat edaran) Pak Wali Kota, tidak mengharuskan perusahaan itu ditutup, tetapi mengimbau bekerja di rumah. Kalau kita tutup semua, kolaps semua nanti, karyawan siapa yang gaji?" jelas dia.

Baca juga: Ribuan Buruh di Bekasi Terancam Kena PHK akibat Pandemi Covid-19

Manto menyoroti bahwa kerja-kerja pabrik sebagian di antaranya tidak bisa dikerjakan dari rumah.

Beberapa perusahaan di Depok akhirnya memutuskan sistem kerja dari rumah untuk 60-70 persen pegawai di bidang manajerial.

Sedangkan para pekerja pabrik tetap masuk dengan sistem shift dan protokol pencegahan penularan Covid-19.

"Karena saya khawatir kalau tutup semua kalau dirumahkan 50 persen bayar gajinya. Kasihan juga karyawannya," ujar Manto.

"Sesuai peraturan, perusahaan yang tidak tutup itu di bidang kesehatan. Ada pabrik Kimia Farma dan Bayer, misalnya, di Jalan Raya Bogor yang tetap buka," kata dia.

Baca juga: Pemkot Depok Sudah Diberi Tahu Ramayana PHK Pekerja di Tengah Pandemi Covid-19

Manto mengaku belum mendata secara komplet mengenai jumlah perusahaan yang melakukan sistem kerja dari rumah maupun yang tetap beroperasi.

Datanya juga belum lengkap soal perusahaan-perusahaan yang terpaksa melakukan PHK terhadap para pegawainya untuk menyelamatkan kondisi finansial yang limbung didera pandemi.

Sejauh ini, baru Ramayana Depok yang melaporkan secara resmi keputusan PHK terhadap karyawannya dan para pegawai gerai-gerai yang titip-jual melalui Ramayana Depok.

"Yang datang secara langsung tidak ada. Yang saya dengar, baru perhotelan, misalnya, yang tutup total, merumahkan karyawan dengan gaji dikurangi sesuai kesepakatan antara pekerja dan perusahaan," tutur Manto.

"Kemudian ada juga perusahaan garmen yang merumahkan karyawannya kurang lebih 115 orang ada garmen di wilayah Tole Iskandar. Jadi dampak Covid-19 sangat signifikan," kata dia memberi contoh lain.

Baca juga: Ratusan Karyawan Ramayana Depok yang Di-PHK akan Didaftarkan Program Kartu Prakerja

Sebagai informasi, per Senin (6/4/2020), Pemerintah Kota Depok mengumumkan total 65 kasus positif Covid-19, dengan 10 orang sembuh, dan 8 orang meninggal dunia.

Sebanyak 23 pasien dalam pengawasan (PDP) juga telanjur meninggal sebagai suspect, sebelum terkonfirmasi positif Covid-19, sejak 18 Maret 2020.

Sementara itu, kini masih ada 451 pasien yang masih diawasi dan 1.897 orang yang tengah dipantau terkait Covid-19.

Pemerintah terus menggaungkan instruksi agar warga tetap bertahan di dalam rumah selama pandemi Covid-19 untuk memutus rantai penularan, kecuali terpaksa keluar rumah untuk kebutuhan mendesak.

Warga diminta menjauhi diri dari kerumunan yang dapat mempermudah penularan Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com