Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aduan Warga Depok soal Kerumunan Bocor hingga Di-bully, Ini Kata Kapolres

Kompas.com - 17/04/2020, 16:05 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kapolres Metro Depok Kombes Azis Andriansyah angkat bicara soal insiden bocornya aduan seorang warga Cisalak, Popi Rahim kepada polisi.

Saat itu, Minggu (12/4/2020), Popi mengadu ke seorang polisi dari jajaran Polres Metro Depok bahwa ada perayaan Maulid Nabi besar-besaran di masjid dekat tempat tinggalnya.

Namun, selepas acara, ia justru dihujat oleh warga karena mengadu ke polisi. Padahal, aduan itu hanya ia sampaikan ke satu orang pejabat kepolisian Depok.

"Kalau di kami, enggak tahu ya. Kami telusuri dulu," ujar Azis ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (17/4/2020).

"Yang jelas begini saja. Itu kan maksudnya untuk berbuat benar, berani saja," imbuh dia.

Baca juga: Kisah Warga Depok Di-bully Tetangga Sendiri karena Laporkan Acara Maulid Nabi ke Polisi

Azis menegaskan, tidak ada yang salah dari langkah Popi melaporkan adanya kerumunan, sesuatu yang kontraproduktif dengan kehendak menjalankan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) guna menekan laju penularan Covid-19.

Namun, ia tak bisa bicara lebih jauh lagi mengenai dugaan bocornya aduan Popi.

Ia mengatakan, butuh penelusuran mengenai benar atau tidaknya pengakuan Popi, serta siapa polisi yang membocorkannya.

Azis mengaku akan berupaya agar warga tetap mau melaporkan kejadian-kejadian seperti yang dilihat Popi.

"Sedapat mungkin kami juga akan berupaya untuk menjaga kemauan masyarakat (melapor). Yang jelas, perbuatannya kalau di itu dirasa benar maju saja. Tidak ada masalah," kata Azis.

Baca juga: Ketua RW: Awalnya Tiga Orang Positif Covid-19 di Asrama Bethel Petamburan

Ditanya soal tindakan yang akan ditempuh apabila betul anggotanya membocorkan aduan warga, Azis mengaku akan melayangkan teguran.

"Nanti kami kasih edukasi, imbauan saja. Kan itu (aduan Popi) bukan klasifikasi rahasia," tutup dia.

Sementara itu, Popi mengaku tak terima aduannya kepada polisi bocor.

Sebab, hal itu membuat dia dan warga sekitar jadi bersitegang, selain ia jadi bulan-bulanan perundungan dengan kata-kata yang tak pantas.

"Yang paling saya kecam adalah, kok SMS saya (ke polisi) menyebar ke tengah masyarakat. Itu yang utamanya. Mengenai etika bahwa warga enggak begitu paham (larangan berkerumun), itu kan ketidaktahuan mereka," ungkap Popi kepada Kompas.com, Rabu (15/4/2020).

"Saya akan bikin laporannya ke polisi. Kenapa SMS aku beredar? Kalau saya enggak laporkan, saya ngeri juga kalau ada kasus membahayakan, sebagai saksi tidak dilindungi," kata dia.

Baca juga: 36 Orang Positif Covid-19, Asrama Bethel Petamburan Disemprot Disinfektan

Data terbaru per Kamis (16/4/2020), jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Depok sudah mencapai 147 orang.

Angka kematian di atas jumlah pasien sembuh, yakni 15 berbanding 11.

Itu pun belum menghitung 39 jenazah suspect Covid-19 di Depok yang sampai hari ini tak diketahui positif atau negatif Covid-19 ketika tutup usia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com