Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Keenam PSBB, Pergerakan Masyarakat di Stasiun Bekasi dan Bekasi Timur Berkurang

Kompas.com - 20/04/2020, 18:13 WIB
Cynthia Lova,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengklaim pergerakan warga yang menggunakan transportasi kereta rel listrik (KRL) mulai berkurang di hari keenam penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Bekasi.

Hal itu diungkapkan Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi setelah memantau Stasiun Bekasi Timur dan Stasiun Bekasi pada Senin (20/4/2020) pagi.

“Tadi pagi saya ngecek perkembangan KRL. Alhamdulillah kalau yang saya lihat tadi di Bekasi Timur itu ternyata sudah sepi banget ya. Apalagi interval waktunya satu jam, terus saya lari ke Stasiun Bekasi ternyata tinggal 2000-an (penumpang),” ujar Pepen sapaan akrabnya di Kota Bekasi, Senin (20/4/2020).

Baca juga: 5 Hari PSBB di Bekasi, Ada 718 Pelanggaran, Mayoritas Tidak Pakai Masker dan Berboncengan

Meski pergerakan masyarakat di sekitaran stasiun berkurang, Pepen mengatakan, masih banyak warga yang melintas di kawasan perbatasan Kota Bekasi.

Misalnya, di perbatasan Kota Bekasi dengan Kabupaten Bekasi, tepatnya di daerah Bulak Kapal.

Pepen mengatakan, volume pergerakan masyarakat di kawasan itu masih besar lantaran masih banyak masyarakat yang melakukan aktivitas di luar Kota Bekasi.

“Tadi masih banyak mobil dan kendaraan motor yang melintas, memang mungkin jalan negara ya. Tapi kan itu kendaraan bermotor melintas karena masih ada yang kerja ke DKI Jakarta,” kata dia.

Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk tetap di rumah dan menaati aturan PSBB di Kota Bekasi.

Dengan demikian, ia berharap penerapan PSBB tersebut dapat memutus rantai penyebaran Covid-19.

“Pemerintah Kota Bekasi telah banyak mengeluarkan surat edaran mengenai pencegahan Covid-19. Ayo masyarakat sayangilah diri sendiri untuk memutus rantai Covid-19,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com