Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons Warga Jakarta Kala Dilarang Bepergian Saat Lebaran

Kompas.com - 18/05/2020, 14:05 WIB
Kevin Rizky Pratama,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Jumat (15/5/2020) lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan peraturan gubernur (Pergub) yang melarang setiap orang keluar masuk Jakarta selama pandemi Covid-19.

Kendati demikian, peraturan tersebut tidak berlaku untuk warga yang tinggal di wilayah Jabodetabek. Sebab, warga ber-KTP Jabodetabek masih bisa bepergian di kawasan Jabodetabek, sedangkan warga Jakarta dilarang keluar Jabodetabek.

Di sisi lain, Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin mengatakan bahwa warga ber-KTP Jakarta diperbolehkan mengunjungi keluarga dan kerabat yang tinggal di wilayah Bodetabek saat Lebaran nanti.

Anies kemudian meralat pernyataan Arifin. Ia meminta warga tetap di rumah dan bersilaturahim secara virtual saat Lebaran nanti.

Baca juga: Duduk Perkara Kesimpangsiuran Mudik Lokal, Boleh atau Dilarang?

Kebijakan ini pun menuai banyak keluhan dari masyarakat sebab pemerintah dianggap tidak konsisten dan tidak kompak dalam menetapkan peraturan.

Yuga, warga asal Jakarta Pusat mengaku bingung dengan peraturan yang diterapkan oleh Pemprov DKI Jakarta.

"Keputusan itu simpang siur, ada yang bilang boleh (mudik lokal). Lalu Anies bilang tidak boleh, dan menyarankan mudik virtual saja. Itu sudah menambah kebingungan baru di masyarakat," kata Yuga kepada Kompas.com, Senin (18/5/2020).

Menurut dia, saat ini masyarakat Indonesia sedang dihadapkan dengan situasi sulit. Di satu sisi, wabah Covid-19 mengancam keselamatan hidup masyarakat.

Namun, di sisi lain, lesunya perekonomian akan menyebabkan kesengsaraan bagi masyarakat.

Yuga memprediksi bahwa saat Lebaran nanti, masyarakat akan tetap nekat bepergian dan bersilaturahim dengan para saudaranya yang berada di wilayah Jabodetabek.

Baca juga: Wali Kota Bekasi Imbau Waganya Tak Gelar Halalbihalal

"Dengan dilonggarkannya PSBB ini pasti yang akan berpergian itu pasti banyak karena sudah beberapa bulan di rumah pasti bosan dan ingin bertemu saudaranya yang ada di Jabodetabek. Namun efek apa yang akan ditimbulkan dari peristiwa tersebut, saya tidak tahu," tuturnya.

Hal senada diungkapkan oleh Aldo, seorang warga asal Bekasi. Ia menilai pemerintah kurang berkoordinasi dengan pihak-pihak berwajib lainnya.

"Kata Anies tidak boleh, lalu kata Arifin itu dibolehkan untuk Jabodetabek, kok tidak konsisten? Seharusnya kan klo pemerintah sudah bilang tidak boleh ya bawahannya harus nurut dong, kok bisa beda sendiri," kata Aldo.

Meski Bekasi termasuk wilayah yang diperbolehkan untuk bepergian, namun Aldo merasa bahwa keputusan ini tetap dapat membahayakan keselamatan masyarakat.

"Masih rawan sekali untuk mudik. Kalau memang orang yang berusia muda kuat sama virus corona, bagaimana dengan orang-orang dengan usia 45 tahun ke atas? Kan sama saja membahayakan orangtua dan saudara kita sendiri," kata Aldo.

Baca juga: Wali Kota Bekasi Larang Warganya Mudik Lokal ke Kawasan Jabodetabek Saat Lebaran

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com