JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 akibat virus SARS-CoV-2 menimbulkan kecemasan bagi masyarakat untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
Terlebih bagi perempuan yang tengah hamil. Kekhawatiran terus menghantui di tengah ketidakpastian kapan pandemi berakhir.
Seperti yang dirasakan Izmi Syahidah (24), misalnya. Warga Terogong, Cilandak, Jakarta Selatan, ini mengaku panik dalam dua bulan terakhir.
Selama pandemi ini, Izmi dan suami terus mencari informasi mengenai dampak Covid-19 bagi para ibu hamil.
"Panik tentu pasti ada, jangankan yang hamil, yang sehat aja pasti khawatir. Apalagi anak pertama," kata Izmi kepada Kompas.com, Jumat (29/5/2020).
Baca juga: Seorang Positif Corona, 14 Orang yang Tinggal Serumah Diisolasi di Mushala
Izmi yang memiliki catatan hari perkiraan lahir (HPL) pada tanggal 4 Juni 2020 terus melakukan konsultasi dengan dokter kandungan untuk melengkapi informasi mengenai risikonya.
"(Konsultasi) saat kontrol kehamilan dan itu (soal risiko) terus kita tanyakan mendekati lahiran. Saat ini kontrol sih tetap ada dan buka, paling kita hati-hati saja, di rumah sakit jaga jarak dan sering cuci tangan," ungkapnya.
Mendekati HPL, Izmi mencoba menenangkan diri. Ia terus meyakinkan diri sendiri bahwa rumah sakit yang bakal menjadi tempat persalinannya aman dari Covid-19.
"Berhubung juga saya di RS swasta, bukan RS yang menerima pasien Covid-19. Saat ini antisipasi tetap di rumah," katanya.
Baca juga: Muncul Petisi Tolak Aktivitas Belajar di Sekolah Juli 2020, Orangtua Khawatir Anak Tertular Covid-19
Berbeda dengan Wina Aulia (25). Ia mengaku lebih memilih kontrol kehamilan di bidan untuk mencegah risiko penularan covid-19.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.