Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Depok: Pengajian, Halalbihalal, hingga Wisuda Masih Dilarang

Kompas.com - 15/06/2020, 14:43 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris menegaskan bahwa kegiatan yang mengumpulkan banyak orang masih dilarang di Depok, Jawa Barat.

Pasalnya, Kota Depok masih berstatus sebagai wilayah PSBB Proporsional, di mana hanya sebagian aktivitas umum saja yang boleh dilakukan, dibuka secara bertahap dan terbatas.

"Banyak pertanyaan terkait kegiatan yang dilakukan dengan mengumpulkan banyak orang seperti pengajian, halalbihalal, wisuda kelulusan, seleksi masuk perguruan tinggi," kata Idris kepada wartawan, Minggu (14/5/2020).

"Sesuai Peraturan Walikota Depok Nomor 37 Tahun 2020 (tentang PSBB Proporsional), kegiatan pertemuan skala besar, kongres, seminar, workshop, bimbingan teknis dan/atau kegiatan lain yang sejenis, belum diperkenankan," imbuh dia.

Baca juga: Wali Kota Ancam Tutup Kembali Mal di Depok jika Langgar Protokol Kesehatan

Selain itu, ada pertimbangan untuk kembali membuka rumah ibadah untuk kegiatan ibadah yang sifatnya bukan wajib (seperti tahlilan atau pengajian) dengan partisipan maksimal 10 orang.

Akan tetapi, hal itu masih menunggu evaluasi periode pertama penerapan PSBB Proporsional pada 18 Juni 2020.

Idris mengingatkan bahwa di Kota Depok masih diberlakukan pembatasan sosial berskala besar.

Ia meminta agar warga dan seluruh pihak tetap mengikuti ketentuan yang telah digariskan dalam PSBB Proporsional demi keselamatan bersama.

"Kota Depok masih dalam masa PSBB Proporsional, penambahan kasus masih terjadi," ujar Idris melalui keterangan tertulis, Senin (16/6/2020).

"Kami menyerukan kepada semua pihak untuk berkomitmen dengan protokol kesehatan. Ancaman penularan Covid-19 bisa terjadi di mana saja dan terhadap siapa saja," lanjut dia.

Baca juga: Wali Kota: Depok Masih PSBB Proporsional, Penambahan Kasus Covid-19 Masih Terjadi

Idris berujar, dalam beraktivitas semasa PSBB Proporsional ini, setiap orang harus tetap memakai masker, menjaga jarak fisik, selalu mencuci tangan, dan membudayakan kembali pola hidup bersih dan sehat.

Sebagai informasi, PSBB Proporsional telah ditetapkan di Depok sejak Jumat (5/6/2020), dengan kategori kewaspadaan level 3 (dari 5 level).

Dengan ini, pelonggaran secara bertahap akan dilakukan di sebagian besar wilayah Depok yang kasus positif Covid-19-nya kurang dari 2 kasus.

Berdasarkan data yang dihimpun Kompas.com, selama 10 hari pertama PSBB Proporsional berlangsung di Depok, rataan tambahan kasus positif Covid-19 kembali meningkat.

Grafik pasien positif Covid-19 yang saat ini sedang dirawat (kasus aktif) juga menunjukkan tanda-tanda terus bertambah.

Baca juga: Pasar Tanah Abang Blok A, B, F dan G Dibuka, Sistem Ganjil Genap Diterapkan

Berdasarkan data pada Minggu (14/6/2020) kemarin, tercatat tambahan kasus positif baru sebanyak 8 orang, sehingga keseluruhan tercatat laporan pasien positif Covid-19 di Depok menjadi 656 orang.

Jumlah pasien yang dinyatakan sembuh bertambah 5 orang, menjadikan angka kesembuhan Covid-19 di Depok kini menjadi 376 orang.

Tidak ada tambahan laporan kematian pada hari kemarin. Sehingga, angka kematian sudah mencapai 115 kasus, gabungan dari 33 kematian pasien positif Covid-19 dan 92 kematian suspect, yang menurut pedoman WHO, keduanya dihitung sebagai kematian berkaitan dengan Covid-19.

Dengan ini, maka per Minggu masih ada 247 pasien positif Covid-19 yang masih ditangani di rumah sakit atau isolasi mandiri di Depok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com