Mereka tak bisa banyak bergerak. Kaki para pria itu menindih tubuh mereka. Rasa sesak bertambah karena mereka masih mengenakan masker di wajah.
"Kita enggak tahu dibawa ke mana. Pelakunya sempat bilang kita di Ciawi. Saya kan agak banyak tanya ke pelaku, terus beberapa kali coba bergerak karena badan saya sakit banget terjepit. Tapi, setiap gerak pelaku tuh memukul kepala saya, badan kita juga kan diinjak terus," kata SR.
Baca juga: Polisi Buru Anak Buah John Kei yang Lepaskan Tembakan di Green Lake City
Dalam gelap di dalam kabin, SR mengaku sesekali coba menengadahkan kepala, mengintip ke arah jendela belakang yang dibuka.
Ia melihat Rumah Sakit Annisa. Tanda bahwa mereka memang mengarah ke Citeureup. Mereka sama-sama tak tahu pukul berapa waktu itu.
Yang jelas, perjalanan tak kunjung berakhir, padahal mereka sudah ada di kawasan Citeureup.
Sopir angkot tak bicara apa-apa karena rasanya, ujar SR, juga ada dalam tekanan yang sama. Sopir hanya manut perintah pelaku untuk lurus atau putar balik.
Siapa pun tentu tak tahan dalam situasi itu. Di tengah ancaman, SR masih berani beberapa kali mendongak untuk melihat posisi mereka. Kedua laki-laki itu mulai menyerang. SR mengaku, beberapa kali ia juga dilecehkan secara seksual.
"Karena saya sering bertanya atau ngomong gitu ke dia, lalu disuruh diam. Sempat juga dilecehkan tapi kemudian saya tangkis tangannya dia, teman saya juga. Mereka bilang, 'makanya, diam'," jelas SR.
Setelah beberapa kali perlawanan dibalas dengan serangan, SR akhirnya tahu motif dua laki-laki misterius itu mengurung mereka.
"Intinya bapaknya itu bilang, 'saya cuma butuh uang'. Habis itu tas kami digeledah, isinya dikeluarkan semua," ujar dia.
Baca juga: Saksi: Anak Nus Kei Lompat Pagar karena Takut Ditembak Anak Buah John Kei
Setelah perjalanan yang lama dan terasa makin lama karena penyekapan yang mereka alami, SR dan RP akhirnya dibiarkan lolos.
Namun, bukan tanpa syarat. Sebelum dilepaskan pukul 02.00, harta mereka dirampas.
Masing-masing dari SR dan RP sama-sama kehilangan ponsel mereka, dirampas oleh 2 pria tersebut.
Tak hanya itu, kedua perampok itu juga melucuti barang berharga lainnya yang dibawa SR dan RP.
"Saya diambil handphone-nya lalu uang di dompet Rp 100.000, kemudian perhiasan, gelang dan anting," ungkap SR.