Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penyekapan Bidan dan Perawat di Angkot Tengah Malam, Ponsel dan Uang Dirampas

Kompas.com - 23/06/2020, 11:51 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

Mereka tak bisa banyak bergerak. Kaki para pria itu menindih tubuh mereka. Rasa sesak bertambah karena mereka masih mengenakan masker di wajah.

"Kita enggak tahu dibawa ke mana. Pelakunya sempat bilang kita di Ciawi. Saya kan agak banyak tanya ke pelaku, terus beberapa kali coba bergerak karena badan saya sakit banget terjepit. Tapi, setiap gerak pelaku tuh memukul kepala saya, badan kita juga kan diinjak terus," kata SR.

Baca juga: Polisi Buru Anak Buah John Kei yang Lepaskan Tembakan di Green Lake City

Dalam gelap di dalam kabin, SR mengaku sesekali coba menengadahkan kepala, mengintip ke arah jendela belakang yang dibuka.

Ia melihat Rumah Sakit Annisa. Tanda bahwa mereka memang mengarah ke Citeureup. Mereka sama-sama tak tahu pukul berapa waktu itu.

Yang jelas, perjalanan tak kunjung berakhir, padahal mereka sudah ada di kawasan Citeureup.

Sopir angkot tak bicara apa-apa karena rasanya, ujar SR, juga ada dalam tekanan yang sama. Sopir hanya manut perintah pelaku untuk lurus atau putar balik.

Siapa pun tentu tak tahan dalam situasi itu. Di tengah ancaman, SR masih berani beberapa kali mendongak untuk melihat posisi mereka. Kedua laki-laki itu mulai menyerang. SR mengaku, beberapa kali ia juga dilecehkan secara seksual.

"Karena saya sering bertanya atau ngomong gitu ke dia, lalu disuruh diam. Sempat juga dilecehkan tapi kemudian saya tangkis tangannya dia, teman saya juga. Mereka bilang, 'makanya, diam'," jelas SR.

Dilepaskan setelah 4 jam, namun dirampas

Setelah beberapa kali perlawanan dibalas dengan serangan, SR akhirnya tahu motif dua laki-laki misterius itu mengurung mereka.

"Intinya bapaknya itu bilang, 'saya cuma butuh uang'. Habis itu tas kami digeledah, isinya dikeluarkan semua," ujar dia.

Baca juga: Saksi: Anak Nus Kei Lompat Pagar karena Takut Ditembak Anak Buah John Kei

Setelah perjalanan yang lama dan terasa makin lama karena penyekapan yang mereka alami, SR dan RP akhirnya dibiarkan lolos.

Namun, bukan tanpa syarat. Sebelum dilepaskan pukul 02.00, harta mereka dirampas.

Masing-masing dari SR dan RP sama-sama kehilangan ponsel mereka, dirampas oleh 2 pria tersebut.

Tak hanya itu, kedua perampok itu juga melucuti barang berharga lainnya yang dibawa SR dan RP.

"Saya diambil handphone-nya lalu uang di dompet Rp 100.000, kemudian perhiasan, gelang dan anting," ungkap SR.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com