Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Bekasi Duga Limbah Medis di TPA Sumur Batu dari Tim Surveilans Covid-19

Kompas.com - 01/07/2020, 13:48 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menduga limbah medis yang ditemukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu adalah bekas pemakaian tim surveilans.

Tim surveilans adalah tim yang bertugas memeriksa orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) dengan rapid maupun swab test.

Sebagai informasi, TPA Sumur Batu merupakan tempat pembuangan akhir yang disediakan untuk menampung sampah di wilayah Kota Bekasi. Artinya, sebagian sampah medis itu berasal dari Kota Bekasi.

Baca juga: Mencemaskan, Limbah Medis Covid-19 Bercampur dengan Sampah Domestik di TPA di Bekasi

“Kalau sampah di Sumur Batu pasti dari sampah yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Bekasi. Terus kalau ada masker, masker itu bisa saja masker yang dipakai oleh warga kan jutaan, bisa saja. Nah yang kita khawatirkan adalah masker yang bekas dipakai tim surveilans,” ujar Rahmat di Stadion Patriot Chandrabaga, Rabu (1/7/2020).

Ia mengatakan, jika memang kemungkinan limbah medis itu berasal dari tim surveilans maka seharusnya limbah tersebut dipisah di dalam satu wadah sebelum dibuang agar tak tercampur dengan limbah rumah tangga lainnya.

“Makanya harusnya kalau yang begitu itu kan dia (masker) kan ada kotaknya tuh. Nah nanti disatukan, lalu kotaknya itu dibuang ke salah satu pengelola incinerator (pembakaran) itu. Kalau kita gini, saya biasanya saya buang ke kotak sampah karena kan kita sehat,” kata dia.

Rahmat mengakui Kota Bekasi tidak memiliki tempat pengolahan kategorial limbah beracun dan berbahaya (B3) tersendiri.

Baca juga: Ada Temuan Limbah Medis di TPA Sumur Batu, Ini Kata Wali Kota Bekasi

Kata pria yang akrab disapa Pepen itu, Pemerintah Kota Bekasi telah bekerja sama dengan pihak ketiga di kawasan Karawang untuk mengolah limbah B3.

“Kita enggak ada (pengolahan limbah B3), tetapi kita kerja sama dengan salah satu pengelola pembakaran itu di Karawang, kalau enggak salah. Kita ada dulu di rumah sakit, tapi sudah tidak jalan,” ucap dia.

Meski demikian, ia mengatakan, pihak Pemkot telah rutin mengawasi limbah medis di rumah sakit, klinik, hingga puskesmas.

“Ya seharusnya sudah berjalan normal (pengawasan) sesuai standar-standar yang seharusnya menjadi kewajiban. Apalagi yang sudah berimplikasi nanti terhadap sebuah penyebaran, seperti B3 itu, itu seharusnya rutin dikoordinir fungsi-fungsi pengawasannya supaya tidak terjadi kekhawatiran-kekhawatiran,” tuturnya.

Baca juga: Limbah Medis Penanganan Covid-19 Ditemukan Bercampur Sampah Rumah Tangga di TPA Bekasi

Sebelumnya, limbah medis bekas penanganan pasien terkait Covid-19 ditemukan dibuang di tempat pembuangan akhir ( TPA) Sumurbatu, Kota Bekasi, dan TPA Burangkeng, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Temuan tersebut berdasarkan observasi dan investigasi mulai tanggal 1 hingga 23 Juni 2020 oleh Koalisi Persampahan Nasional.

Ketua Koalisi Persampahan Nasional (Kpnas) Bagong Suyoto mengatakan, limbah medis yang ditemukan jumlahnya cukup banyak yakni, masker, sarung tangan, dan tisu.

“Limbah medis tersebut sudah dicampur dengan plastik, kertas, karung, busa, ranting dan daun, kayu. Fakta itu diduga kuat limbah medis berasal dari rumah sakit, klinik kesehatan maupun puskesmas,” kata Bagong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com