Naira bilang, "Pas sekolah disuruh work from home, saya coba masak-masak belajar dari Youtube."
Baca juga: PPDB DKI 2020 Jalur Prestasi, Orangtua Pesimistis Anaknya Dapat Sekolah Negeri
Bagi Naira, memasak adalah urusan kesenangan. Urusan mengemas makanan, Naira dibantu ibunya.
Untuk menjualnya, ia mewajibkan pelanggannya untuk melakukan pre order minimal 3-4 hari.
Harga brownies ia jual Rp 45.000, makaroni schotel Rp 200.000, dan pastel Rp 150.000.
Ibu Naira, Linda, mengatakan, kegiatan memasak tersebut adalah bentuk pengalihan stres akibat kegagalan masuk SMA negeri pilihan lewat jalur zonasi.
Saat memasak, Naira bisa santai dengan mendengarkan musik Korea.
"Saya bagian modal, beli bahan. Dia yang masak. Saya ke Alfamart, pasar. Yang penting apa pun hobi dia, saya kasih. Yang penting dia senang banyak yang kejual dan bisa happy," ujar Linda.
Baca juga: Gagal PPDB DKI Jakarta 2020, Orangtua Pilih Swasta dan Tunda Sekolah
Linda sudah senang Naira bisa melakukan hobinya. Dengan begitu, stres yang dialaminya bisa berkurang, bahkan hilang.
Linda bilang, Naira sudah mencoba memasak hingga 40 resep makanan. Untuk urusan memasak, Linda heran dengan hasil masakan Naira.
"Masakannya memang enak. Saya bingung sendiri sama anak itu. Kok bisa ya anak itu masak?" kata Linda.
Linda bilang bahwa dirinya tak ada hobi memasak. Sejak masa gadisnya, ia justru suka ke bengkel daripada ke dapur.
"Saya suka lihat onderdil. Kalau orangtua mau ke bengkel, saya yang suka," jelas Linda.
"Kalau Ibu mah enggak bisa masak," ujar Naira sebelum ibunya mengaku suka onderdil sambil tertawa.
Meski hobi memasak, Linda tak berencana untuk memasukkan anaknya ke SMK jurusan perhotelan.
Ia tetap ingin membantu anaknya yang bercita-cita menjadi dokter anak lewat jalur SMA Negeri demi meringankan biaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.