Meski kasus Covid-19 di pasar terus bertambah, Pemprov DKI Jakarta memutuskan untuk mengembalikan operasional semua pasar yang ada seperti sedia kala.
Pengembalian operasional yang dimaksud adalah memperpanjang jam buka pasar dan menghapus sistem operasional ganjil genap.
Gubernur DKI Anies Baswedan mengakui bahwa pasar masih menjadi tempat penularan virus corona.
Menurut dia, operasional pasar secara ganjil genap tak berjalan maksimal selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.
Pasalnya, para pedagang diketahui tetap berjualan tanpa mengikuti aturan ganjil genap yang ditetapkan Pemprov DKI.
Baca juga: 5.000 ASN akan Disebar untuk Memantau 151 Pasar di Jakarta
Sementara pasar disebut Anies kini menjadi tempat penularan Covid-19.
"Dalam praktiknya, jumlah pengunjung tidak terpengaruh ganjil genap. Praktiknya (penjual) tetap datang. Hari ganjil, penjual genap menitip penjual ke yang ganjil," ujar Anies dalam siaran YouTube Pemprov DKI Jakarta, Rabu (1/7/2020).
Pemprov DKI hanya membatasi jumlah pengunjung di dalam pasar sehingga tidak melebihi 50 persen kapasitas pasar.
Pembatasan itu dilakukan dengan cara menempatkan petugas dari TNI, Polri, dan ASN untuk mengontrol warga yang keluar masuk.
“Unsur TNI, Polri, ASN akan diterjunkan untuk mengawasi ketat pasar di DKI Jakarta. Pasar yang dikelola Pemprov 153 pasar, 150 pasar yang sifatnya komunitas,” ujar Anies.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan