Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Remaja di Tangsel Dililit Ular hingga Tewas di Tepi Kali

Kompas.com - 08/07/2020, 13:32 WIB
Tria Sutrisna,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Remaja berinisial Y (13) ditemukan tewas setelah dililit ular di tepi Kali Sektor XII Kencana Loka, Kelurahan Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan.

Kanit Reskrim Polsek Serpong Iptu Lutfi Hayata menjelaskan, kejadian tersebut diketahui setelah seorang saksi berinisial R (13) yang merupakan teman korban mencari pertolongan kepada warga sekitar.

"Saksi naik ke atas dari kali untuk meminta bantuan warga," ujar Lutfi kepada Kompas.com Rabu (8/7/2020).

Lutfi mengatakan, pada awalnya Y dan R sedang berboncengan sepeda motor di jalan sekitar Kali Sektor XII Kencana Loka untuk mencari ular.

Baca juga: Hendak Tangkap Ular, Remaja di Tangsel Dililit hingga Tewas

Kemudian, keduanya pun berhenti di pinggir kali tersebut lantaran Y ingin buang air kecil. Saat itu lah korban melihat seekor ular tengah melintas di kali tersebut.

Setelah mengetahui keberadaan ular tersebut, Y dan R pun berinisiatif turun ke tepian Kali Sektor XII Kencana Loka dan berhasil menangkapnya.

"Keterangan sementara dari saksi memang dia dan korban mau cari ular katanya," kata Lutfi.

Tak lama kemudian ular tersebut memberikan perlawanan dengan melilit tubuh korban.

R pun mencoba menolong dengan melepaskan jeratan ular dari tubuh korban namun tidak berhasil.

"Saksi berusaha membantu korban dengan cara menarik ular tersebut, akan tetapi tidak kuat," ungkapnya.

Baca juga: Damkar Libatkan Pencinta Reptil untuk Tangkap Ular Sanca yang Tewaskan Remaja di Tangsel

Selanjutnya, R meminta pertolongan kepada warga yang berada di sekitar lokasi. Namun, warga tidak berani untuk langsung turun ke kali dan menolong korban yang tengah terlilit ular tersebut.

"Warga tidak ada yang berani untuk menolong. Akhirnya saksi bersama warga hanya melihat ular tersebut melilit korban sampai akhirnya ular tersebut pergi meninggalkan korban," kata Lutfi.

Menurut Lutfi, pascakejadian korban langsung dibawa ke rumah duka untuk dikebumikan dan pihak keluarga tidak mau dilakukan autopsi.

"Keluarga korban sudah pasrah, enggak mau diotopsi. Jadi langsung di bawa ke rumah duka untuk dikebumikan di kampung halamannya," ungkapnya.

Lutfi menambah, pihaknya masih akan mendalami kejadian tersebut dengan meminta keterangan lebih lanjut dari saksi R yang kini tengah menjalani terapi trauma healing.

"Saksi yang bersama korban belum bisa kita mintai keterangan lebih lanjut, karena trauma dan sedang dibawa keluarganya untuk trauma healing. Tapi sudah konfirmasi ke kita untuk bisa kasih keterangan besok," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com