Tentunya, hal tersebut membuatnya tak nyaman.
"Kalau saya sudah tahu CFD tidak ada. Jadi mengalihkan olahraga ke Velodrome, karena fasilitas di sini lebih lengkap juga. Tadi di sini pukul 06.00 WIB. Tapi sudah sejam belum masuk juga," katanya di lokasi.
Baca juga: Ada Lokasi Baru CFD di 32 Titik, Anies Sebut Pengunjung Kawasan Bundaran HI Menurun
Mumun, warga lainnya mengatakan hal senada. Ia berharap agar di kemudian hari tak terjadi hal serupa.
"Di sini sudah dari pukul 06.00 WIB dan sampai sekarang belum masuk juga. Tentunya kondisi ini enggak nyaman ya. Padahal, kemarin pas Sabtu enggak begini antreannya. Harapan saya enggak antre seperti ini lagi," ucap Mumun.
Kendati begitu, petugas tetap bersiaga dan mengimbau untuk berjaga jarak. Sayangnya, jumlah mereka tak sebanding dengan warga yang datang.
Baca selengkapnya di sini.
Setelah lebih dari dua pekan melakukan penyelidikan, polisi akhirnya mengungkap penyebab tewasnya editor Metro TV Yodi Prabowo.
Sejumlah fakta yang ditemukan polisi mengarahkan pada kesimpulan bahwa Yodi tewas akibat bunuh diri.
Kesimpulan itu didapatkan setelah polisi melakukan investigasi dengan mengumpulkan bukti-bukti yang ada disertai olah tempat kejadian perkara (TKP).
“Dari beberapa faktor penjelasan TKP dan keterangan ahli, olah TKP, bukti pendukung, dari keterangan lain, maka penyidik berkesimpulan yang bersangkutan diduga kuat melakukan bunuh diri,” ungkap Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (25/7/2020)
Tubagus mengungkapkan bahwa Yodi bunuh diri lantaran mengalami depresi, usai melakukan pemeriksaan ke dokter kulit dan kelamin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Berdasarkan hasil penyelidikan, Yodi diketahui sempat menjalani tes dan konsultasi di Poli Penyakit Kulit dan Kelamin RSCM, kemudian disarankan dokter untuk menjalani tes HIV.
"Tim menemukan adanya catatan transaksi keuangan di RSCM Kencana. Di sana yang bersangkutan melakukan tes dan konsul di RSCM," ujar Tubagus.
Kemungkinan depresi didapatkan polisi dari pemeriksaan dan keterangan saksi ahli psikologi forensik.
Baca selengkapnya di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.