Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Ahli Butuh Dua Pekan Teliti Struktur Bata di Stasiun Bekasi

Kompas.com - 19/08/2020, 09:26 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Ali Anwar mengaku butuh waktu sekira dua pekan untuk meneliti sejarah struktur bata berbentuk lorong yang diduga cagar budaya di Stasiun Bekasi.

Sebagai informasi, telah dibentuk tim untuk meneliti sejarah struktur bata itu. Tim tersebut terdiri dari Balai Pelestarian Kebudayaan Banten, Tim Ahli Cagar Budaya unsur Pemkot Bekasi, dan kontraktor double double track (DDT).

“Sebelumnya dipertanyakan publik Insya Allah dalam hitungan dua minggu ke depan kami akan melakukan penelitian, setelah itu kami akan bikin resumenya, sehingga dua minggu ke depan bisa kelihatan hasilnya,” ujar Ali Anwar saat dikonfirmasi, Selasa (18/8/2020).

Baca juga: Ada Temuan Bata Kuno Berbentuk Lorong, Ini Kisah di Balik Berdirinya Stasiun Bekasi

Tidak hanya meneliti struktur bata, Ali mengatakan, timnya juga akan meneliti seluruh bangunan di Stasiun Bekasi yang dinilai punya cerita sejarah zaman Belanda.

Ali merinci untuk sementara pihaknya menemukan tiga hal. Pertama, struktur batu bata yang diduga gorong-gorong.

Kemudian, ada temuan tumpukan batu bata di sisi selatan Stasiun Bekasi yang diduga sebagai pondasi gorong-gorong tersebut. Lalu, ada jendela dan ornamen-ornamen bangunan lama.

Baca juga: Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Ragu Struktur Bata di Stasiun Bekasi Bekas Markas Jepang

“Jadi kalau kita buat semacam heritage-nya ada etalase itu nanti akan menjadi beragam di atasnya,” ucap Ali.

Ali memastikan penelitian sejarah itu tak akan mengganggu proyek pembangunan rel dwi ganda atau double double track (DDT).

Hasil penelitian ini nantinya akan diputuskan apakah nantinya bangunan yang diduga cagar budaya itu akan dibuatkan situs tersendiri.

“Ya nanti kita akan buat rekomendasi ke Wali Kota (buat situs), rekomendasi ke Dirjen Perkeretaapian dan langkah-langkah kita ke depannya bagaimana,” ujar dia.

Adapun struktur bata yang diduga cagar budaya itu ditemukan di bawah tanah saat mengerjakan proyek pembangunan double double track ( DDT) atau rel dwi ganda di Stasiun Bekasi, tepatnya di perimeter Stasiun Kota Bekasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com