Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rem Darurat, PSBB Jakarta, dan Pengaruhnya untuk Bekasi...

Kompas.com - 11/09/2020, 06:59 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan untuk menarik rem darurat dan kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Penerapan PSBB transisi di Jakarta pun dicabut dan PSBB secara ketat kembali diterapkan mulai 14 September 2020.

Keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan sejumlah faktor, di antaranya ketersediaan tempat tidur rumah sakit yang hampir penuh, tren kasus aktif di yang kembali meningkat, dan angka pemakaman berdasarkan protap Covid-19 yang juga ikut meningkat.

Lalu bagaimana kondisi terkini Covid-19 di Kota Bekasi?

Menjadi daerah penyangga DKI Jakarta, Kota Bekasi juga mengalami kondisi yang sama. Kenaikan kasus Covid-19 muncul ketika PSBB mulai dilonggarkan, terutama pada dua bulan belakangan ini.

Baca juga: Ketersediaan Tempat Tidur di RSUD Bekasi untuk Isolasi Pasien Covid-19 Kian Menipis

Terakhir, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengumumkan hingga per 6 September 2020 lalu ada 2.072 kasus Covid-19 di wilayahnya.

Padahal tanggal 18 Agustus lalu, Pemkot Bekasi baru saja mengumumkan ada 1.324 jumlah kumulatif pasien Covid-19.

Dengan begitu, selama kurang lebih sebulan belakangan ini angka Covid-19 di Kota Bekasi bertambah 748 kasus. Jika dihitung rata-ratanya, ada 24 orang yang penambahan pasien positif Covid-19 per harinya.

Dari kumulatif pasien Covid-19 tersebut, ada 254 kasus positif Covid-19 yang masih aktif (207 pasien jalani isolasi mandiri dan 47 dirawat).

Rahmat mengaku, kini kapasitas tempat tidur isolasi rumah sakit di wilayahnya juga hampir penuh.

Apalagi jika pasien yang isolasi mandiri seluruhnya dipindah ke rumah sakit, maka pasien tersebut tak akan dapat ditampung seluruhnya.

Pasalnya Kota Bekasi hanya memiliki 198 tempat tidur isolasi dari 45 rumah sakit rujukan di Bekasi.

Bahkan Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto memprediksi pekan depan merupakan puncak keterisian pasien Covid-19 di rumah sakit.

Pasalnya kondisi rumah sakit tinggal sekitar 198 (sebelumnya 180) tempat tidur lagi untuk pasien Covid-19.

Baca juga: Stadion Patriot Bekasi Ditargetkan Bisa Jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19 Akhir Bulan Ini

Hal itu mengingat penularan Covid-19 di wilayahnya kini makin cepat melalui airbone atau udara. Dengan begitu, Pemkot Bekasi menyiapkan 55 hingga 100 tempat tidur isolasi di Stadion Patriot.

“Kalau misalnya tiap hari kasus ini naik per harinya 40 pasien ya, tujuh hari kedepan ada 280 pasien. Sementara, kemampuan rumah sakit kita tidak mencukupi, makanya akan menggunakan yang ada di Stadion Patriot (tempat isolasi),” ucap Tri.

Pasien Covid-19 yang meningkat juga berdampak pada peningkatan jumlah jenazah yang dimakamkan dengan protokol Covid-19.

Pasalnya, belakangan ini jumlah jenazah tersebut meningkat seperti awal-awal munculnya Covid-19.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TPU Disperkimtan Kota Bekasi, Yayan Sopian mengaku tukang gali pemakaman di TPU Paduerenan (rujukan makam untuk protokol pasien Covid-19) mengatakan, per harinya ada empat sampai enam jenazah yang dimakamkan dengan protokol Covid-19.

Padahal sebelumnya, jenazah yang dimakamkan dengan protokol Covid-19 sempat stagnan.

Baca juga: Kasus Kematian Pasien Covid-19 Meningkat di Bekasi, Petugas Pemakaman Mulai Kewalahan

“Pas Mei mah sudah mulai satu satu jenazah yang dibawa ke makam. Nah sekarang jadi banyak lagi, tiap malam ada aja rumah sakit yang telepon kirim jenazah untuk dimakamkan. Ada tiga, empat jenazah lah yang dimakamkan per harinya lah,” ucap Yayan.

Apakah Kota Bekasi akan ikuti DKI Jakarta tarik rem kedaruratan?

Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, Senin (13/9/2020) depan akan diputuskan apakah di wilayahnya akan kembali menerapkan PSBB total.

Kondisi perkembangan kasus Covid-19 pun sudah diceritakan Pemkot Bekasi ke Gubernur DKI Jakarta melalui rapat koordinasi Kepala Daerah terkait penindaklanjutan penerapan kembali PSBB Ibu Kota.

Tri menyampaikan kondisi Covid-19 di wilayah-wilayah perbatasan DKI Jakarta akan dikoordinasikan dengan Pemerintah Pusat untuk mempertimbangkan apakah akan ikut terapkan PSBB seperti awal kembali.

Baca juga: Kebijakan PSBB Total atau Tidak di Kota Bekasi Akan Diputuskan Senin Ini

“Kan Senin diputuskan (apakah harus PSBB total atau tidak), mungkin tidak tahu Pak Gubernur dapat, kemudian melakukan konsolidasi dengan Pemerintah Pusat baru diputuskan apa (kebijakan yang diambil),” ujar Tri.

Ia mengatakan, Pemprov Jabar menyarankan untuk menangani Covid-19 di Kota Bekasi dengan kebijakan komprehensif.

Pasalnya Kota Bekasi bertetanggaan dengan DKI Jakarta. Sebab saat ini DKI Jakarta sebagai episentrum Covid-19.

Meski demikian, apapun keputusannya Senin depan nanti, pihaknya masih memantau peningkatan kasus Covid-19 di wilayahnya.

“Senin kita akan rapat koordinasi terkait (PSBB total) dengan tiga pilar yang ada, seluruh gugus tugas akan kita intervensi memantau pergerakan Covid-19,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com