Maladministrasi prosedural ini juga sebelumnya tercium oleh mahasiswa baru yang sempat protes ke pihak fakultas soal pakta integritas ini.
“Pimpinan fakultas menyatakan, beliau tidak tahu tentang pakta ini. Lalu kalau belum tahu, kenapa kami disuruh tanda tangan? Beliau hanya menekankan bahwa seharusnya tidak begitu, dan beliau tidak tahu tentang pakta ini sebelumnya,” ujar Y.
“Jajaran (fakultas) belum dapat laporan secara penuh, tapi bisa-bisanya semua mahasiswa baru sudah dikasih kata ‘wajib’ (tanda tangan). Saya sebagai mahasiswa baru merasa berhak mendapatkan sosialisasi yang baik, apalagi tentang pasal-pasal yang kurang jelas begini,” tegas A.
Dualisme ini tidak menguntungkan bagi reputasi UI selain juga membuat para mahasiswa baru jadi korban.
Apa daya, mereka telanjur membubuhkan tanda tangan di atas meterai yang membuat pakta integritas itu mengikat secara hukum. Padahal, dari segi prosedur, pakta integritas ini ternyata bermasalah.
Secara terang-terangan, mereka mengaku tak betul-betul paham mengenai pakta integritas itu. Mereka mengaku terpaksa menandatanganinya karena tak punya banyak pilihan.
“Tidak ada tanya jawab, hanya informasi satu arah bahwa itu wajib ditandatangani. Beberapa anggota kelompok PKKMB saya ada yang belum mengumpulkan, ya ditagih agar segera mengumpulkan. Toh, memang kami tidak punya pilihan selain tanda tangan, kan?” ungkap A.
“Saya merasa, kami tanda tangan itu sama sekali tanpa consent (bersepakat), karena memang diwajibkan dan kesannya sebagai syarat mengikuti PKKMB, berarti setuju atau tidak setuju harus tanda tangan. Kebanyakan memang baca pakta tersebut, tapi ya tidak begitu mengerti. Kami tanda tangan karena wajib. Tentu ada (kekhawatiran soal konsekuensi hukum), terlebih sudah memakai meterai,” timpal Y.
Kini, baik Devie maupun Amelita sama-sama tak mau bicara soal status pakta integritas yang kadung diteken para mahasiswa baru di atas meterai.
Ketua BEM UI, Fajar Adi Nugroho mengeklaim pihaknya bakal mengawal masalah ini. Rencananya, akan ada diskusi antara BEM se-UI sebelum audiensi dengan Direktorat Kemahasiswaan UI dalam pekan ini.
“Ada diskusi (dengan BEM se-UI), sedang direncanakan untuk audiensi,” kata Fajar kepada Kompas.com, Sabtu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.