Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RS Swasta di Bekasi Kekurangan Ventilator, Begini Respons Wali Kota

Kompas.com - 15/09/2020, 06:44 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menanggapi terbatasnya ruang isolasi dengan ventilator di sejumlah rumah sakit swasta Bekasi.

Kondisi ini membuat rumah sakit swasta tak bisa lagi menampung pasien Covid-19 gejala berat.

Menanggapi hal itu, Rahmat mengatakan, Pemerintah akan menyiapkan ruang isolasi tambahan dengan ventilator di Stadion Bekasi.

Namun, ia tak menjelaskan detail ada berapa ruang isolasi dengan ventilator yang disiapkan di Stadion Patriot.

“Ada ventilator juga disediakan di sini. Sudah (disiapkan ruangan Hepa Filter) tinggal berapa ruang saja yang belum ada,” ujar Rahmat kepada wartawan, Senin (14/9/2020).

Baca juga: Daftar 44 RW Zona Merah di Kota Bekasi, Paling Banyak di Jatikramat dan Jatibening

Rahmat mengakui, ruang isolasi dengan ventilator saat ini memang masih terbatas. Baik itu di rumah sakit swasta maupun rumah sakit daerah.

Namun, sebagai rumah sakit, pasien Covid-19 dengan gejala apa pun harus diusahakan dilayani dengan maksimal.

“Ya sama saja, Pemerintah juga sama, di rumah sakit negeri, rumah sakit ini sedang berusaha (melayani semua pasien Covid dari gejala ringan hingga berat),” kata dia. 

“Dia kan orientasinya bisnis, tidak boleh menolak (pasien), sekarang dia orientasinya bisnis dia harus mengukur dong bisnisnya. Nah sekarang Covid-19 ini dibayar oleh Pemerintah, dia menyediakan alatnya, sarananya, sepanjang pembayarannya lancar kan juga bisnisnya berjalan. Tetapi kalau sekarang umpanya terjadi peningkatan jumlah pasien terus ribut dia tidak punya ventilator, padahal rumah sakit harus meyediakan,” ucap Rahmat.

Meski demikian, Rahmat tak mempermasalahkan jika ada rumah sakit yang hendak minta bantuan pengadaan alat ventilator.

Baca juga: 27 Warga Terjaring Operasi Yustisi, Pemkab Bekasi Kumpulkan Denda Sebesar Rp 525.000

Namun, ia minta rumah sakit tersebut untuk berkirim surat kepada Pemkot Bekasi. Pasalnya untuk pengadaan ventilator, uang kas daerah Kota Bekasi saat ini tidak cukup, sehingga permintaan tersebut akan diteruskan ke Pemerintah Pusat.

“Mereka maunya dibantu oleh Pemerintah. Ya kita kan terbatas, bikin surat aja ke Walkot, nanti kita sampaikan ke Menkes. Tidak boleh ngomong keluar-keluar,” tutur dia.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia Kota Bekasi, Eko Nugroho mengatakan, rumah sakit swasta rujukan di Kota Bekasi tak mampu lagi menampung pasien Covid-19 dengan gejala berat.

Menurut Eko, sejumlah rumah sakit swasta rujukan di Bekasi kini mulai kehabisan ruangan isolasi bertekanan negatif atau Hepa Filter dengan ventilator.

“Datanya per hari ini ada 490 sekian (pasien Covid-19), tetapi data itu bergerak terus yah. Ini gejala ringan dan gejala berat. Berarti hampir sebagian besar rumah sakit ful, terutama yang butuh ventilator. Jadi kalau misalkan ada kasus berat, Kota Bekasi sudah tidak bisa menampung,” ujar Eko saat dihubungi, Jumat (11/9/2020).

Baca juga: Stadion Patriot Bekasi Siap Dipakai Merawat Pasien Covid-19 Mulai Pekan Ini

Eko mengatakan, terdapat tiga jenis ruangan isolasi. Pertama ruangan isolasi bertekanan negatif dengan ventilator, lalu ruangan bertekanan negatif tanpa ventilator, dan terakhir ruangan isolasi biasa.

Namun, kata dia, rata-rata paling banyak ruangan yang tersedia hanya untuk pasien Covid-19 dengan gejala ringan.

Dia mengatakan, ruang isolasi bertekanan negatif dengan ventilator di rumah sakit swasta rujukan kini masih terbatas. Hal tersebut karena keterbatasan biaya untuk penambahan ventilator itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com