Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Pecahnya Kerusuhan di Monas, Berawal dari Kehadiran Massa Tanpa Identitas

Kompas.com - 14/10/2020, 10:16 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Kerusuhan pecah di titik lain

Sisa-sisa massa kemudian membuat kerusuhan di beberapa titik, seperti Tugu Tani.

Massa perusuh bentrok dengan kepolisian terjadi di sekitar Tugu Tani sekitar pukul 17.20 WIB.

Massa tampak berkumpul di Jalan Arief Rachman Hakim di dua arah.

Sementara anggota berkumpul di dekat Tugu Tani. Massa membakar berbagai barang di tengah jalan.

 

Pos polisi sementara dirobohkan 

Mereka juga melempar batu ke arah polisi.

Massa perusuh juga berkumpul di sekitar Kwitang. Mereka membakar berbagai barang di tengah jalan.

Massa berkumpul di Jalan Kramat Kwitang, tepatnya di sekitar Taman Gunung Agung.

Mereka kemudian membakar berbagai barang berbahan plastik di tengah jalan sekitar pukul 17.40 WIB.

Baca juga: Kapolsek Tanah Abang Bantah Ada Penjarahan di Thamrin City

Hingga pukul 20.00 WIB, beberapa orang perusuh masih mencoba bertahan.

Di Jalan Budi Kemuliaan dan Jalan Kebon Sirih, massa membakar fasilitas umum, seperti water barrier dan tong sampah.

Massa berkerumun di persimpangan jalan dan melakukan long march ke arah Tanah Abang, Jalan KH Mas Mansur, Thamrin City, dan mencoba ke Bundaran Hotel Indonesia.

Di dekat Plaza Indonesia, sekitar pukul 21.10 WIB, massa dihalau oleh anggota Marinir.

Tangkap massa

Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengatakan, pihaknya telah mengamankan sebanyak 500 orang yang berasal dari berbagai wilayah kota di Provinsi DKI Jakarta hingga Selasa pukul 16.45 WIB.

"Ada sekitar 500 orang ditangkap, termasuk Anarko yang ada di wilayah. Harusnya mereka belajar, bukan malah ikut aksi," ujar Nana saat ditemui di dekat Halte Bundaran Bank Indonesia, Selasa (13/10/2020).

Nana mengatakan, hal itu karena aksi di dekat Patung Kuda Arjuna Wiwaha atau Bundaran Bank Indonesia berakhir ricuh akibat adanya massa perusuh dan didominasi oleh remaja.

Baca juga: Bentrok di Sekitar Patung Kuda, Kapolda Sebut 500 Orang Perusuh Ditangkap

Nana mengatakan, usai massa dari rombongan Anak NKRI dan Front Pembela Islam (FPI) yang berjumlah 4.000 orang membubarkan diri dengan tertib pada pukul 16.00 WIB.

Kemudian, malah ada massa perusuh yang melempari batu ke arah petugas keamanan.

“Anak-anak Anarko, inilah bermain ada sekitar 600-an, mereka berupaya provokasi. Awalnya kami bertahan agar tidak terpancing. Namun, mereka melemparkan benda-benda keras maka kemudian dalam kondisi itu, kami lakukan pendorongan dan penangkapan," ujar Nana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com