Sisa-sisa massa kemudian membuat kerusuhan di beberapa titik, seperti Tugu Tani.
Massa perusuh bentrok dengan kepolisian terjadi di sekitar Tugu Tani sekitar pukul 17.20 WIB.
Massa tampak berkumpul di Jalan Arief Rachman Hakim di dua arah.
Sementara anggota berkumpul di dekat Tugu Tani. Massa membakar berbagai barang di tengah jalan.
Mereka juga melempar batu ke arah polisi.
Massa perusuh juga berkumpul di sekitar Kwitang. Mereka membakar berbagai barang di tengah jalan.
Massa berkumpul di Jalan Kramat Kwitang, tepatnya di sekitar Taman Gunung Agung.
Mereka kemudian membakar berbagai barang berbahan plastik di tengah jalan sekitar pukul 17.40 WIB.
Baca juga: Kapolsek Tanah Abang Bantah Ada Penjarahan di Thamrin City
Hingga pukul 20.00 WIB, beberapa orang perusuh masih mencoba bertahan.
Di Jalan Budi Kemuliaan dan Jalan Kebon Sirih, massa membakar fasilitas umum, seperti water barrier dan tong sampah.
Massa berkerumun di persimpangan jalan dan melakukan long march ke arah Tanah Abang, Jalan KH Mas Mansur, Thamrin City, dan mencoba ke Bundaran Hotel Indonesia.
Di dekat Plaza Indonesia, sekitar pukul 21.10 WIB, massa dihalau oleh anggota Marinir.
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengatakan, pihaknya telah mengamankan sebanyak 500 orang yang berasal dari berbagai wilayah kota di Provinsi DKI Jakarta hingga Selasa pukul 16.45 WIB.
"Ada sekitar 500 orang ditangkap, termasuk Anarko yang ada di wilayah. Harusnya mereka belajar, bukan malah ikut aksi," ujar Nana saat ditemui di dekat Halte Bundaran Bank Indonesia, Selasa (13/10/2020).
Nana mengatakan, hal itu karena aksi di dekat Patung Kuda Arjuna Wiwaha atau Bundaran Bank Indonesia berakhir ricuh akibat adanya massa perusuh dan didominasi oleh remaja.
Baca juga: Bentrok di Sekitar Patung Kuda, Kapolda Sebut 500 Orang Perusuh Ditangkap
Nana mengatakan, usai massa dari rombongan Anak NKRI dan Front Pembela Islam (FPI) yang berjumlah 4.000 orang membubarkan diri dengan tertib pada pukul 16.00 WIB.
Kemudian, malah ada massa perusuh yang melempari batu ke arah petugas keamanan.
“Anak-anak Anarko, inilah bermain ada sekitar 600-an, mereka berupaya provokasi. Awalnya kami bertahan agar tidak terpancing. Namun, mereka melemparkan benda-benda keras maka kemudian dalam kondisi itu, kami lakukan pendorongan dan penangkapan," ujar Nana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.