Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 4 Orang Dalam Ambulans yang Dikejar Polisi di Menteng

Kompas.com - 14/10/2020, 15:18 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabid Humas Pola Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus menjelaskan, ada empat orang dalam mobil ambulans yang terekam video lari dari kejaran polisi polisi saat unjuk rasa di Jakarta Pusat, Selasa (13/10/2020).

"Ada 4 orang di dalam (ambulans) coba melarikan diri dengan mundur. Kemudian maju dengan kecepatan tinggi juga, nyaris menabrak petugas," kata Yusri kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Rabu (14/10/2020).

Yusri menjelaskan, satu dari empat penumpang berinisial N nekat melompat ke luar dari mobil ambulans. Dia kemudian diamankan polisi.

Baca juga: Viral Video Ambulans Dikejar Polisi saat Demo Omnibus Law Berujung Ricuh, Begini Kronologinya

Polisi curiga, ambulans itu malah lari saat dicegat polisi. Ambulasn itu hendak menuju lokasi unjuk rasa yang berlangsung ricuh kemarin. 

 

"Ini yang membuat petugas curiga. Dua rangkaian itu, motor dan satu ambulans itu tidak melarikan diri, ini (satu) yang melarikan diri," kata Yusri.

Polisi melakukan pengejaran dan menemukan ambulans itu di kawasan Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.

"Kami sudah amankan tiga penumpang sisa, tadinya ada empat yang satu lomcat. Kami lakukan pendalaman terhadap yang kami amankan di Polda Metro Jaya," kata Yusri.

Video yang memperlihatkan sebuah mobil ambulans dikejar dan ditembak polisi dengan  gas air mata saat unjuk rasa yang ricuh kemarin beredar di media sosial. Para demonstran awalnya berujuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja di Jakarta.

Video itu menampilkan sebuah mobil ambulans berjalan mundur. Sementara sejumlah polisi mengejarnya. Semu pintu ambulans itu terbuka.

Peristiwa itu bermula saat polisi melakukan razia terhadap sejumlah demontran di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Setidaknya ada tiga kendaraan yang saat itu diberhentikan, di antaranya sejumlah motor dan dua ambulans.

Satu dari dua ambulans yang diberhentikan itu malah kabur. Polisi lalu mengejarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com