Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/11/2020, 06:08 WIB
Ihsanuddin,
Nursita Sari

Tim Redaksi

Penjadwalan ini dilakukan bagi warga yang didapati melakukan kontak erat dengan pasien positif Covid-19. Selain itu juga kepada warga di wilayah yang kasus positifnya meningkat.

"Enggak perlu nunggu yang lapor. Yang di depan mata saja belum semua dites," ujarnya.

Kasus diprediksi melonjak

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, libur panjang di Indonesia sudah terbukti menyebabkan lonjakan kasus.

Ini terlihat pada libur panjang Agustus lalu.

Saat itu ada dua libur panjang, yakni saat Hari Kemerdekaan ke-75 RI pada 15-17 Agustus serta perayaan Tahun Baru Islam mulai 20 sampai 23 Agustus.

Baca juga: Satgas: Libur Panjang 28 Oktober-1 November Berpotensi Tingkatkan Kasus Covid-19

Dalam waktu dua pekan sampai sebulan setelah libur panjang itu, kasus Covid-19 di Indonesia melonjak.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat itu kembali memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mengerem laju penularan.

"Umumnya dampak libur panjang ini setelah satu bulan terlihat lonjakannya. PSBB ketat di Jakarta kemarin itu kan dilakukan sebulan setelah libur panjang," kata Dicky.

Baca juga: Pulang dari Perjalanan Libur Panjang, Masyarakat Diminta Segera Tes Covid-19

Dicky mengingatkan, bukan tidak mungkin kasus Covid-19 di DKI Jakarta akan kembali melonjak sebagai dampak libur panjang Maulid Nabi pekan lalu.

Oleh karena itu, ia menilai pemprov DKI harus melakukan antisipasi dengan terus menggencarkan testing, tracing, dan treatment (3T).

"Tak ada lagi cara selain kita perkuat 3T," kata Dicky.

Baca juga: Pemkot Bogor Siapkan 3.000 Alat Rapid Tes untuk Wisatawan Selama Libur Panjang

Dicky menilai tes Covid-19 di DKI Jakarta sudah relatif baik ketimbang daerah lainnya.

Di saat daerah lain belum bisa mencapai standar organisasi kesehatan dunia (WHO) untuk mengetes satu orang per 1.000 penduduk per minggu, DKI Jakarta sudah jauh melesat.

Sepekan terakhir, Pemprov DKI sudah melakukan tes swab kepada 52.181 orang atau lima kali lipat standar WHO.

Baca juga: Alasan Pemerintah soal Penurunan Tes Covid-19, dari Libur Panjang hingga Kapasitas Laboratorium

Namun, Dicky menilai testing yang dilakukan di Ibu Kota belum sesuai dengan eskalasi pandemi.

Hal ini bisa dilihat dari positivity rate yang masih tinggi. Dari keseluruhan orang yang telah dites, ada 9,9 persen yang dinyatakan positif Covid-19, jauh lebih besar dari angka ideal 3 persen.

Strategi lanjutan dari testing itu, yakni tracing atau pelacakan, juga dinilai belum maksimal.

"Tracing juga belum sesuai, target WHO kan 40 persen minimal," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com