"Mudah-mudahan Bapak Presiden mengambil satu kebijakan yang baik agar bisa ada satu kebijakan terkait libur panjang ke depan, agar bisa mengurangi penyebaran Covid-19 di seluruh Indonesia," kata pria yang akrab disapa Ariza ini.
Untuk itu, lanjut Ariza, warga Jakarta diminta untuk tidak bepergian keluar kota dan mengurangi aktivitas di luar rumah saat liburan akhir tahun nanti.
Kegiatan di dalam rumah diharapkan bisa menggantikan liburan keluar kota sementara karena masa pandemi Covid-19 belum berakhir.
"Manfaatkan libur panjang bersama keluarga di rumah masing-masing, lakukan banyak hal di rumah, tak perlu pergi jauh, apalagi keluar kota," kata Ariza.
Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman memberikan saran pada pemerintah untuk menunda kembali libur panjang akhir tahun.
Baca juga: Anies: Stabilitas Jakarta di Tengah Pandemi Tidak Gratis
"Tidak saya sarankan diadakan, bahaya. Sebaiknya liburnya singkat, tidak ada keramaian dan tidak ada keluar daerah, sedang cuti bersamanya ditunda saja" kata Dicky Kamis (19/11/2020) lalu.
Dia berkaca dari lonjakan kasus libur panjang yang pernah terjadi di Indonesia. Pertama saat lebaran Idul Adha yang membuat kasus harian menembus angka 1.000.
Kedua usai libur panjang 75 tahun Kemerdekaan RI dan tahun baru Islam yang membuat lonjakan kasus menembus angka 3.000 di Indonesia.
Ketiga lonjakan kasus yang terjadi setelah libur panjang akhir Oktober dengan rekor yang membuat Indonesia menembus angka 5.000 kasus per hari.
"Dari pengalaman sebelumnya, dampak libur panjang itu selalu serius, meningkatkan hunian rumah sakit dan kematian," kata dia.
Dengan ancaman tersebut, dia menilai pemerintah harus mempertimbangkan regulasi khusus untuk menghadapi mobilitas di masa liburan.
Sebagai informasi, kasus Covid-19 di DKI Jakarta per tanggal 24 November 2020 mencapai 129.188 kasus, mengalami penambahan kasus baru sebanyak 1.015 dibandingkan kemarin.
Dari 129.188 kasus tersebut, terdapat 118.062 pasien diantaranya dinyatakan sembuh, 8.559 pasien aktif atau masih dalam perawatan, 2.567 pasien dinyatakan meninggal dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.