DEPOK, KOMPAS.com - Dua pasangan kandidat di Pilkada Depok, yakni Pradi Supriatna-Afifah Alia dan Mohammad Idris-Imam Budi Hartono sama-sama punya program populis berupa penggelontoran dana besar untuk level akar rumput.
Pradi-Afifah punya program Rp 500 juta untuk RW, sedangkan Idris-Imam mengandalkan program Rp 5 miliar untuk kelurahan.
Dalam debat publik putaran kedua yang diselenggarakan Senin (30/11/2020), dua program ini jadi salah satu isu yang diperdebatkan kedua kubu.
Baca juga: Imam Sebut 1.000 Kios Sudah Dibangun di Depok, Afifah: Lihat Kenyataan di Lapangan
Perdebatan dimulai ketika Afifah bertanya soal isu keolahragaan di Depok. Imam menjawab, dengan dana Rp 5 miliar Kelurahan dapat dipakai untuk memugar lapangan di RT/RW.
Jawaban itu jadi amunisi Pradi untuk balik menyerang.
"Menyangkut apa yang disampaikan beliau Rp 5 miliar, bagaimana kalau di 1 kelurahan ada lebih daripada 10-20 RW?" ujar Pradi.
Menurut dia, dana besar yang digelontorkan untuk kelurahan tidak adil karena jumlah RW di setiap kelurahan tidak sama, ada yang sedikit, ada yang banyak.
"Maka kami dengan Rp 500 juta per RW, saya pikir ini akan lebih adil dan lebih merata. Kegiatan-kegiatan kepemudaan dan sebagainya, infrastruktur sosial-ekonomi ini, RT dan RW tahu persis kondisi di lapangan maka kami berikan kesempatan," lanjut wakil wali kota petahana itu.
Baca juga: Imam Pamer Alpukat dan Belimbing Saat Debat Kandidat Pilkada Depok
Namun, Imam balik menyerang pula. Menurut dia, dana untuk RW tidak kompatibel dari segi aturan.
"Bang Pradi, di dalam struktur kepemimpinan pemerintahan, terendah adalah kelurahan," ujar Imam yang kali ini tampil sendiri karena pasangannya, Mohammad Idris sedang dikarantina lantaran positif Covid-19.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan