JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus harian Covid-19 terus meningkat bahkan menyentuh rekor tertinggi dalam beberapa hari terakhir. Pada Minggu (29/11/2020), penambahan kasus harian kembali menyentuh angka tertinggi dengan 6.267 kasus.
Tren peningkatan itu berdampak pada tingkat keterisian Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat. Sampai Senin kemarin, ada 3.446 pasien yang tengah dirawat atau menjalani isolasi mandiri di RSD Wisma Atlet.
Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan dengan data 1 November lalu. Saat itu, hanya ada 1.919 pasien Covid-19 yang mengisi empat tower di Wisma Atlet. Peningkatan pasien dalam jumlah besar dan dalam waktu relatif singkat itu pun menimbulkan kekhawatiran.
Baca juga: Kamar Isolasi Mandiri di Wisma Atlet Tinggal 20 Persen, untuk Pasien Bergejala 50 Persen
Kepala Sekretariat Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Kolonel Laut dr RM Tjahja Nurobi, khawatir akan terjadi lonjakan pasien jika tak ada tren penurunan kasus Covid-19 dalam beberapa waktu ke depan.
"Mudah-mudahan, kita berdoa trennya tidak bertambah tinggi, tapi bisa melandai. Kalau dengan tren seperti ini, kami takutkan nanti akan timbul semacam luapan," kata Tjahja dalam dialog yang disiarkan di YouTube BNPB, Senin kemarin.
Ia mengatakan, jumlah pasien di RSD Wisma Atlet yang masih di bawah angka 3.500 orang masih dalam batas aman. Sebab empat tower Wisma Atlet mampu menampung hingga 5.994 pasien.
Artinya masih ada 2.500 bed yang tersisa.
Namun ia menyoroti peningkatan jumlah pasien dalam waktu relatif singkat.
"Dari jumlah 3.500 ini, kami melihat bukan masalah presentase jumlahnya, tapi lebih ke arah percepatan pengisiannya, sehingga kita perlu antisipasi," kata dia.
Jika tren peningkatan pasien terus berlanjut, ia khawatir kapasitas yang tersedia tidak bisa menampung kebutuhan yang ada.
Komandan Lapangan RSD Wisma Atlet Letkol Muhammad Arifin mengatakan, pasien Covid-19 yang baru masuk umumnya berasal dari Jakarta dan wilayah penyangga yakni Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Diantara mereka ada yang mengakui sempat berlibur ke luar kota saat libur panjang Maulid Nabi 29 Oktober-1 November lalu. Ada juga yang mengakui sempat berada dalam kerumunan.
"Macam-macam, yang jelas efek mobilisasi orang ketemu orang yang membuat tertular," kata dia.
Baca juga: Wisma Atlet Dikhawatirkan Penuh Jika Tak Ada Penurunan Kasus Covid-19
Arifin menambahkan, sebagian besar pasien yang baru masuk mengalami gejala ringan dan sedang.
Tower 4 yang semula disiapkan untuk isolasi pasien tanpa gejala kini harus dialihfungsikan untuk menangani pasien dengan gejala.
"Tower 4 sekarang berubah kusus untuk yang bergejala ringan," kata Arifin saat dihubungi Kompas.com.
Sementara itu, sebagian pasien yang tak bergejala telah dipindahkan ke Wisma Atlet Pademangan. Sebagian lainnya juga dipindahkan ke sejumlah hotel yang sudah disiapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk isolasi mandiri.
"Jadi kami fokus dulu dengan yang bergejala," kata Arifin.
Dengan begitu, maka saat ini ada tiga tower di Wisma Atlet yang difungsikan untuk pasien bergejala, yakni Tower 4, Tower 6 dan Tower 7. Hanya Tower 5 yang diperuntukkan untuk pasien tanpa gejala.
Berikut data keterisian tiap tower per Senin kemarin:
Tower 4:
Jumlah Pasien:159
Sisa Bed: 1.387
Keterisian: 10,28 persen
Tower 5:
Jumlah Pasien: 1150
Sisa Bed: 420
Keterisian: 73,25 persen
Tower 6:
Jumlah Pasien: 859
Sisa Bed: 441
Keterisian: 66,08 persen
Tower 7:
Jumlah Pasien: 1.278
Sisa Bed: 300
Keterisian: 80,99 persen