Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAD Ungkap Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Masifnya Kekerasan Anak

Kompas.com - 10/12/2020, 16:34 WIB
Walda Marison,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi menilai ada hubungan antara pandemi Covid-19 dengan tindak kekerasan terhadap anak yang semakin masif.

Menurut Ketua KPAD Kota Bekasi Aris Setiawan, masyarakat hingga pemerintah terlalu fokus dengan permasalahan pemulihan bidang kesehatan dan ekonomi selama pandemi. Namun, malah luput memperhatikan hak anak.

"Contoh, memang pemerintah lebih fokus pada persoalan pandemi di bidang kesehatan dan ekonomi sehingga fungsi-fungsi lain kurang perhatian. Itu juga jadi kendala di lapangan," kata Aris saat dihubungi, Kamis (10/12/2020).

Baca juga: Bocah Dipukuli karena Tak Kerjakan PR, KPAI: Kekerasan Anak adalah Pidana

Aris menyebutkan, tidak hanya pemerintah yang dianggap kurang menaruh perhatian terhadap hak anak, melainkan internal setiap keluarga juga dinnilai tak memperhatikan anak secara khusus.

Disebutkan pula banyak keluarga yang fokus bertahan hidup di tengah pandemi sampai akhirnya melupakan hak hidup anak. Bahkan, kata Aris, beberapa orangtua ada yang tega mengeksploitasi anak sendiri demi kepentingan ekonomi.

"Termasuk fungsi orangtua juga sama. Semuanya malah terfokus sama persoalan pandemi," ujar dia.

Karena itu, KPAD mengimbau setiap orangtua agar selalu memperhatikan hak anak di tengah pandemi.

Pasalnya, orangtua dan keluarga berada di posisi paling dekat dengan anak dan diharapkan bisa memberikan rasa aman.

Baca juga: Kementerian PPPA: Hingga 18 Agustus Ada 4.833 Kasus Kekerasan pada Anak

"Memang fungsi keluarga itu jadi penting. Jadi tak sepenuhnya lengahnya ada di sisi pemerintah," tutup dia.

Untuk diketahui, beberapa kasus kekerasan terhadap anak sempat terjadi di Kota Bekasi pada November 2020.

Temuan pertama Kompas, yakni kasus bayi usia dua tahun meninggal saat dibawa ibunya mengemis di kawasan Bantar Gebang. Bayi tersebut diketahui sedang sakit selama beberapa hari tetapi sang ibu tetap mengajaknya meminta-minta.

Kasus berikutnya adalah tindak kekerasan yang dilakukan seorang ayah tiri kepada anak di kawasan Pulogadung.

Diketahui, anak yang masih berusia 7 tahun itu dipukuli sang ayah lantaran tidak mengerjakan pekerjaan rumah.

Baca juga: Video Bocah di Bekasi Meraung-raung karena Dipukuli gara-gara Tak Kerjakan PR Viral di Medsos

Belakangan tim Reskrim Polsek Pondok Gede sudah mendatangi keluarga anak tersebut dan sang ayah berjanji tak akan mengulangi perbuatannya lagi.

Terbaru, yakni kasus yang terjadi di awal Desember. Seorang anak berusia 17 tahun berinisial A menjadi tersangka utama kasus mutilasi dengan korban DS (24).

A yang berprofesi sebagai manusia silver dan pengamen nekat melakukan hal tersebut karena kerap disodomi oleh DS.

Hingga saat ini, A masih menjalani pemeriksaan oleh penyidik Polda Metro Jaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com