Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Karyawan PT Tang Mas di Depok Demo, Klaim Pesangon Belum Dibayar dari 2 Tahun Lalu

Kompas.com - 17/12/2020, 13:36 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pabrik produksi minuman Tang Mas di Jalan Raya Bogor, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, didemo sejumlah bekas karyawannya sejak Rabu (16/12/2020) kemarin hingga Kamis ini.

Para eks karyawan itu mengaku belum mendapat pelunasan pesangon sejak kena pemutusan hubungan kerja (PHK) dua tahun lalu oleh PT Tang Mas yang dikenal dengan merek minuman kemasan 2 Tang, Frutang, dan Zestea itu.

"Selama dua tahun, ada pesangon belum dibayar. Awalnya kami masih bertahan karena kami berpikir biar pekerjaan bisa berjalan lancar," kata Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kota Depok, Wido Pratikno, Kamis.

Baca juga: Perubahan Aturan soal Pesangon PHK dalam UU Cipta Kerja

"Ini sudah sejak dua tahun lalu. Kalau diselesaikan dengan hukum yang benar maka tidak ada lagi seperti ini. Akhirnya terjadi aksi-aksi seperti ini," ujar dia.

Wido mewakili para eks karyawan Tang Mas menyebutkan, kasus itu sebagai kezaliman. Pasalnya, para karyawan sudah memeras keringat untuk perusahaan. Ketika kontribusi itu berujung pemecatan, para eks karyawan berharap agar kerja keras mereka selama itu dibalas setimpal dengan hak mereka berupa pesangon.

"Mereka sudah keluarkan keringatnya tapi tidak dibayar, ini kan zalim," kata Wido.

Ia berujar, pihak perusahaan tetap enggan melunasi hak-hak para eks karyawan. Mereka pun kemungkinan akan membawa kasus itu ke jalur hukum, baik pidana maupun perdata.

"Intinya kami akan bergerak terus demi kawan-kawan yang terzalimi ini," ujar Wido.

Selain eks karyawan yang belum mendapatkan pesangon, sejumlah pekerja aktif Tang Mas juga dilaporkan tak digaji selama dua bulan terakhir.

Aksi unjuk rasa saat ini juga melibatkan para pekerja aktif yang menuntut pelunasan gaji, selain para eks karyawan yang mendesak pembayaran pesangon.

"Sekarang sekitar 200 (pekerja aktif yang unjuk rasa), ditambah yang kemaren ter-PHK, jadi 400-an," kata Wido.

Kompas.com masih berupaya untuk mengontak pihak Tang Mas terkait unjuk rasa itu dan klaim para bekas karyawan tersebut.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com