Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Monas, Ini Maskot Ibu Kota Jakarta Sesungguhnya

Kompas.com - 17/12/2020, 13:58 WIB
Ivany Atina Arbi,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Elang Bondol

Elang bondol (Haliastur indus) termasuk jenis satwa langka dan penyebarannya di DKI Jakarta terbatas pada gugusan Kepulauan Seribu.

Burung ini memiliki kemampuan terbang yang sangat prima serta mempunyai ketajaman mata dalam mencari mangsa.

"Perilaku ini dapat dijadikan simbol untuk warga Jakarta yang selalu dinamis, tangkas dan cepat dalam bertindak," tulis Keputusan Gubernur Nomor 1796 Tahun 1989.

Menurut arsip Kompas.com, elang bondol lebih mirip burung pemakan bangkai dibanding burung pemangsa seperti elang lain.

Baca juga: 5 Fakta Elang Bondol, Si Maskot Jakarta yang Kawin di Udara

Burung ini berukuran sedang (43-51 cm), memiliki sayap yang lebar dengan ekor pendek dan membulat ketika membentang. Bagian kepala hingga dadanya berwarna putih, sedangkan sisanya berwarna merah bata.

Elang bondol bisa terbang di ketinggian 20 hingga 50 meter di atas permukaan tanah. Selain memangsa hewan yang ada di darat, ia juga mahir menangkap ikan, kepiting, dan katak.

Menurut Ketua Jakarta Animal Aid Network (JAAN) Bevinka elang, termasuk elang bondol, bisa dijadikan sebagai indikator kebersihan suatu wilayah.

Jika di suatu wilayah masih terdapat banyak elang, maka itu menandakan bahwa wilayah tersebut bersih dari berbagai polusi. Di Jakarta sendiri elang bondol hanya ditemukan di wilayah Kepulauan Seribu.

Ambang kepunahan

Kebun Cagar Buah Condet menjadi satu dari sedikit lahan tersisa di Jakarta yang masih ditumbuhi salak condet. Tanaman itu pun saat ini terbatas hanya ada di Kelurahan Balekambang, Condet.

Padahal dahulunya, hingga 1980-an, pohon salak condet mendominasi kebun-kebun milik warga yang tersebar di empat kelurahan di kawasan Condet, yakni kelurahan Balekambang, Batuampar, Gedong dan Tengah.

Masa 1990-an menjadi awal perubahan nasib tanaman keluarga palem-paleman tersebut. Arus urbanisasi yang deras ke Ibu Kota mendorong masifnya alih fungsi lahan menjadi kawasan permukiman penduduk.

Pohon salak dibabat, dinding-dinding rumah dibangun. Kawasan yang dahulunya ditumbuhi salak condet telah berubah menjadi kawasan padat penduduk.

Baca juga: Kisah Pengelola Cagar Buah Condet Pertahankan Maskot Jakarta

Berdasarkan laporan Warta Kota, hanya segelintir elang bondol yang masih tampak mengudara di wilayah Kepulauan Seribu. Padahal dulunya burung ini cukup mudah ditemui.

Benvika menggambarkan hal tersebut sebagai "sesuatu yang mengkhawatirkan". Dari tahun ke tahun, populasi elang bondol di Jakarta mengalami penyusutan drastis.

"Pada 2012 saja, kita hanya temukan sekitar 22 ekor elang bondol," ujar pendiri Pusat Konservasi Elang Bondol di Pulau Kotok, Kabupaten Kepulauan Seribu, tersebut.

Secara terpisah, Situs Hijau Indonesia hijauku.com menyebut keberadaan elang bondol semakin terancam dengan adanya mega proyek reklamasi di wilayah pesisir Jakarta.

Koordinator Komunitas Indonesian Friends of the Animals (Ifota) Marison Guciano mengatakan bahwa elang bondol bukanlah burung migran yang suka berpindah-pindah tempat.

"Oleh karena itu, mega proyek reklamasi 17 pulau buatan di utara Jakarta yang menggusur habitat elang bondol dipastikan akan menyebabkan kepunahan maskot Jakarta ini," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com