Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi 66 Penghuni dan Pegawai Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya Terinfeksi Covid-19

Kompas.com - 22/12/2020, 18:52 WIB
Sonya Teresa Debora,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 61 penghuni dan lima pegawai Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulya 2 Cengkareng, Jakarta Barat, dinyatakan positif Covid-19 pada Senin (21/12/2020).

Kasubag Tata Usaha PSTW Budi Mulya 2 Cengkareng, Ruddy Muhtar menjelaskan, awalnya ada tiga penghuni yang mendapatkan hasil reaktif ketika menjalankan rapid test Covid-19 pada 7 Desember 2020.

Ketiga penghuni tersebut merupakan orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) dan sedang mengalami depresi sehingga harus dibawa ke Rumah Sakit.

Baca juga: Penghuni dan Pegawai Positif Covid-19, Panti Sosial Tresna Werdha Cengkareng Disemprot Disinfektan

"Yang tiga orang ini tingkat stres, tingkat depresinya tinggi, makanya kami bawa ke RS Jiwa Soeharto Heerdjan Grogol," kata Ruddy ketika dihubungi, Selasa (22/12/2020).

Secara prosedural, saat di rumah sakit mereka harus jalani tes cepat Covid-19.

"SOP-nya (standard operating procedure) harus rapid (test Covid-19). Nah di-rapid-lah tiga orang itu. Begitu rapid, reaktif hasilnya," kata Ruddy.

Karena hasil reaktif, tiga orang tersebut pun melaksanakan tes usap (swab).

"Pada tanggal 8 Desember, (test) swab Covid-19," ujar Ruddy.

Sambil menunggu hasil tes usap, ketiga orang tersebut dipisahkan dari penghuni panti lainnya. Dua hari kemudian, hasil tes keluar dan dua dari tiga orang yang menjalankan tes dinyatakan terpapar Covid-19.

"Langsung dibawa puskesmas ke Rumah Sakit Duren Sawit," ujar dia.

Beberapa hari kemudian, seluruh penghuni dan petugas panti menjalankan tes usap Covid-19.

"Hasilnya keluar tanggal 21 (Desember) kemarin," ujar Ruddy.

Pada tanggal 21 Desember malam, 61 orang penghuni dan lima orang pegawai panti yang terkonfirmasi positif Covid-19 dievakuasi ke Rumah Sakit Duren Sawit di Jakarta Timur.

Ruddy menjelaskan bahwa dari 61 penghuni yang berusia lanjut itu, 15 di antaranya merupakan ODMK.

Ruddy menyatakan, pihaknya belum bisa menjelaskan kondisi terkini dari para pasien.

"Belum ada informasi, cuma memang biasanya lansia kan ada penyakit penyerta, cuma mungkin nggak semua," tambah dia.

Pihak panti akan melakukan lockdown panti selama satu minggu, mulai Rabu besok. Petugas tidak diizinkan meninggalkan panti itu.

"Jadi kami lakukan di sini mulai besok, kami berlakukan lockdown selama seminggu. Tidak ada yang keluar masuk, petugas di sini semua, kan biasanya pulang tuh," tambah dia.

Selain 61 penghuni yang positif Covid-19 dan harus dibawa ke RS Duren Sawit, masih ada 274 penghuni yang tinggal di panti itu hingga saat ini. Pihak panti juga telah melakukan penyemprotan cairan disinfektan di seluruh bangunan panti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com