Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan Jadi Zona Rendah Emisi, Kawasan Kota Tua Tak Boleh Lagi Dilalui Kendaraan Bermotor

Kompas.com - 22/12/2020, 21:43 WIB
Sonya Teresa Debora,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Kota Tua di Jakarta Barat tak bisa dilewati kendaraan bermotor, kecuali bus transjakarta, setelah nanti dijadikan zona rendah emisi atau low emision zone (LEZ).

Kepala Seksi Pengendalian dan Operasional Suku Dinas Perhubungan Jakarta Barat, M Wildan Anwar menyatakan, kini tengah berlangsung uji coba LEZ di Kota Tua.

"Uji coba sejak Jumat (18/12/2020) siang. Namanya low emission zone, rencana sampai tanggal 23 Desember," kata Wildan, Selasa.

Namun, ada kemungkinan penutupan Kota Tua dilaksanakan hingga akhir tahun.

"Atas saran dari berbagai pihak, itu mungkin akan diperpanjang sampai akhir tahun, atau mungkin bisa diperpanjang lebih lagi," ujar Wildan.

Beberapa ruas jalan di sekitar kawasan Kota Tua yang ditutup adalah Jalan Kali Besar Barat sisi Selatan, Jalan Pintu Besar Utara, Jalan Kunir sisi Selatan, Jalan Kemukus, Jalan Ketumbar, dan Jalan Lada.

Baca juga: Jadi Kawasan Rendah Emisi, Kendaraan Bermotor Pribadi Dilarang Melintas di Kawasan Kota Tua

Wildan menjelaskan, di Kota Tua hanya bus transjakarta, pesepeda, dan pejalan kaki yang bisa melintasi kawasan wilayah tersebut.

"Nantinya, hanya ada Transjakarta, sepeda, pejalan kaki," ujar Wildan.

Kota Tua sendiri dipilih sebagai LEZ karena merupakan warisan budaya. Harapannya, dengan adanya LEZ ini, wisatawan yang datang ke Kota Tua akan merasa lebih nyaman.

"Apalagi itu heritage, warisan budaya. Bisa dibuat kawasan wisata nyaman ya," kata Wildan.

Wildan mengaku imbas dari ditutupnya kawasan Kota Tua adalah timbulnya kemacetan di beberapa titik. Beberapa warga yang biasanya melintas pun harus melintasi rute yang lebih panjang.

"Memang dalam hal rekayasa manajemen lalu lintas yang baru itu masyarakat pertama baru tahu, kedua bingung (mencari) jalan alternatif dan complaint," ujar dia.

Namun, ia berharap masyarakat akan terbiasa dengan adanya penyesuaian baru ini.

Wildan menjelaskan bahwa kedisiplinan masyaralat menjadi salah satu tantangan selama uji coba dilaksanakan.

"Kami coba alihkan arus agar lancar, namun masih ada yang bandel parkir sembarangan, lawan arus, masih maksa masuk ke jalan yang ditutup," kata Wildan.

Karenanya, pihak Suku Dinas Perhubungan pada hari ini menutup beberapa jalan yang sering menjadi celah lewatnya beberapa pengemudi motor.

"Tadi pagi kami tutup total rapat, di Kali Besar Barat kan ada semacam celah terbuka untuk motor lewat. Masih ada yang lewat itu, sekarang kami tutup dengan beton," kata Wildan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com