Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Haris, Petugas Makam TPU Tegal Alur yang Sudah Lupa Kapan Terakhir Libur Kerja

Kompas.com - 14/01/2021, 14:54 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Haris mengemukakan, jam kerjanya bertambah karena meningkatnya jumlah pemakaman yang ia tangani.

"Tahun 2019, rata-rata pemakaman sekitar 3-4 kali dalam sehari. Paling banyak 7 pemakaman. Selama pandemi, total pemakaman per hari berkisar 5 hingga yang tertinggi 15 pemakaman. Bahkan, terjadi peningkatan selama 2021 ini di mana selalu di atas 10 pemakaman," ujar dia.

Baca juga: Lebih dari 4.000 Jenazah Covid-19 Dimakamkan di TPU Tegal Alur

Patuhi prokes demi orang lain

Terlepas dari kesibukannya, Haris mengungkapnya dirinya masih bersyukur dapat bekerja di masa pandemi Covid-19.

"Yang saya cemaskan, saya tidak bisa bekerja dan tidak bermanfaat bagi orang lain. Di masa sekarang ini, tentu banyak sahabat kita yang sudah tidak bekerja lagi," ujar Haris.

"Karena itu, saya bersyukur masih diberikan kepercayaan oleh Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Barat untuk tetap mengabdi kepada instansi dan masyarakat," kata Haris.

Meski demikian, Haris berpesan kepada masyarakat untuk benar-benar mematuhi protokol kesehatan.

Karena, kata Haris, kepatuhan warga bukan cuma untuk dirinya sendiri, tapi juga orang lain.

"Patuhi protokol kesehatan sesuai aturan pemerintah. (Ini) bukan hanya untuk kita, tapi untuk keluarga dan orang lain yang ada di sekitar kita," kata Haris.

"Mudah-mudahan pendemi ini segera berlalu, dan masyarakat kita semakin sehat, kreatif, serta produktif," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com