"Meski begitu, Syekh Ali Jaber masih harus beristirahat secara penuh. Langkah ini dilakukan untuk memulihkan kondisi Syekh Ali Jaber."
"Syekh Ali masih harus tetap istirahat total secara terkontrol dan terukur, demi memperbaiki dan memulihkan kembali beberapa gangguan jasmani yang terjadi akibat Covid-19," tulis admin akun @yayasan.syekhalijaber.
Syekh Ali Jaber kemudian dilaporkan menghembuskan nafas terakhir setelah 19 hari dirawat di Rumah Saki Yarsi.
Jenazah Syekh Ali Jaber dimakamkan di Pondok Pesantren Daarul Quran, Tangerang, Banten.
Untuk menghindari kerumunan masyarakat yang ingin mengantarkan jenazah ke pemakaman, pihak keluarga pun mengimbau masyarakat mendoakan Syekh Ali Jaber dari rumah atau masjid dekat rumah masing-masing.
"Tak perlu kerumunan ke sana, cukup shalat gaib di rumah masing-masing," kata adik kandung dari Syekh Ali Jaber, Muhammad Jabeer di RS Yasri, Cempaka Putih.
Baca juga: Keluarga: Syekh Ali Jaber Tak Pernah Berwasiat Dimakamkan di Lombok
Sang adik juga membantah isu yang beredar bahwa Syekh Ali Jaber pernah berwasiat untuk dimakamnkan di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Menurut Muhammad Jabeer, keinginan untuk dimakamkan di Lombok bukan wasiat yang disampaikan Syekh Ali Jaber kepada keluarga, melainkan hanya cita-cita yang disampaikan ketika berdakwah di sana.
"Bukan wasiat. Tak pernah wasiatkan ke kami secara ucapan dan tertulis. Itu cita-cita beliau. Cita cita beliau (juga) di Madinah. Tapi susah, apalagi di masa pandemi," ujarnya.
Muhammad Jabeer juga mengungkapkan cita-cita sang kakak yang belum tercapai, salah satunya adalah mencetak sejuta anak-anak Indonesia hafal AL-Quran.
Namun, dia memastikan akan mewujudkan cita-cita Syekh Ali Jaber tersebut bersama Ustaz Yusuf Mansur.
"Cita cita beliau melahirkan satu juta anak hafal Al Quran. Kita lanjutkan bersama Ustad Yusuf Mansyur. Amin," kata dia.
Baca juga: Syekh Ali Jaber Dikenang Sebagai Ulama yang Menyejukkan dan Tak Penuh Penghakiman
Kepergian Syekh Ali Jaber tentu saja meninggalkan duka bagi masyarakat Indonesia karena sosoknya yang dikenal santun dan teduh dalam menyampaikan syiar agama Islam.
Salah satu sifatnya yang menjadi teladan bagi masyarakat adalah mengucap syukur ketika ditimpa musibah dan memaafkan orang-orang yang berbuat jahat terhadap dirinya.
Seperti diketahui, ulama kelahiran 1976 itu pernah ditusuk oleh pria berinisial AA ketika mengisi tausiah di Bandar Lampung pada 13 Agustus 2020.
Baca juga: Fakta Syekh Ali Jaber Ditusuk Pemuda di Lampung, Saat Isi Ceramah dan Bahu Kanan Terluka