Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/01/2021, 17:14 WIB
Walda Marison,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Rudi (34), pedagang daging sapi di Pasar Kranji, Bekasi Barat, mengaku memiliki sisa daging beku yang tak terjual.

Daging tersebut tidak laku dijual lantaran harganya naik menjadi Rp 120.000 per kilogram.

Karena daging itu tidak laku, dia akhirnya mengonsumsi dagangannya sendiri.

"Ini saya bungkusin. Ada yang saya bawa pulang, saya masak walau pun kondisi sudah enggak segar lagi," kata dia saat ditemui di Pasar Kranji, Rabu (20/1/2021).

Selain itu, Rudi mengaku sempat membuang beberapa kilogram daging sapi dagangannya.

Sebab, daging sapi tersebut tak lagi segar karena tidak kunjung terjual.

Baca juga: Pedagang Daging Sapi Mogok, Tukang Bakso di Pasar Koja Baru Tak Bisa Berjualan

Saat ini, Rudi mengaku masih punya sisa 4 kilogram daging segar yang masih layak jual.

Dia akan menjual daging tersebut seharga Rp 120.000 per kilogram, tanpa mengambil untung.

"Kami pasrah saja, banyak-banyak bersyukur. Sekarang cuma layani langganan doang untuk habisin daging karena yang langganan kan juga buat dagang mereka, mereka butuh produk seperti jual bakso atau apa," kata Rudi.

Sebelumnya diberitakan, pedagang daging sapi di Jadetabek mogok berjualan selama tiga hari.

Aksi mogok itu merupakan bentuk protes pedagang kepada pemerintah karena harga daging sapi yang melonjak.

Baca juga: Pedagang: Jual Daging Sapi Mahal Enggak Laku, Kalau Murah Kami Rugi

Dengan tingginya harga daging sapi per kilogram, pedagang kesulitan menjualnya kepada masyarakat.

"Menghasilkan kesepakatan bahwa kami mogok berjualan daging, baik di pasar mau pun di rumah pemotongan hewan (RPH). Tujuannya, menuntut pemerintah segera mengantisipasi, memberi solusi konkret untuk para pedagang dan pihak RPH," kata Sekretaris Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) DKI TB Mufti Bangkit Sanjaya, Selasa (19/1/2021).

Mufti mengatakan, lonjakan harga daging sudah dirasakan sejak empat bulan terakhir.

Kenaikan harga itu diprediksi akan terus terjadi hingga April 2021.

Dengan aksi mogok ini, Mufti berharap pemerintah bisa mengendalikan harga daging agar pedagang tak terbebani.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

BPBD DKI Mitigasi Kebakaran, Periksa Instalasi Listrik Permukiman Warga di Jakbar

BPBD DKI Mitigasi Kebakaran, Periksa Instalasi Listrik Permukiman Warga di Jakbar

Megapolitan
Polisi Buru Pelaku Tawuran yang Bawa Sajam dan Bom Molotov di Johar Baru

Polisi Buru Pelaku Tawuran yang Bawa Sajam dan Bom Molotov di Johar Baru

Megapolitan
Ruang Radiologi RS Eka Hospital BSD Terbakar akibat Ledakan, Manajemen: Operasional Kembali Normal

Ruang Radiologi RS Eka Hospital BSD Terbakar akibat Ledakan, Manajemen: Operasional Kembali Normal

Megapolitan
PAM Jaya: Suplai Air Bersih di Jakarta Terganggu karena Kemarau Panjang

PAM Jaya: Suplai Air Bersih di Jakarta Terganggu karena Kemarau Panjang

Megapolitan
Salak Condet, Maskot DKI yang Makin Langka dan Tak Dikenal Sebagian Warga Jakarta

Salak Condet, Maskot DKI yang Makin Langka dan Tak Dikenal Sebagian Warga Jakarta

Megapolitan
Polisi Sebut Kasus Pria Bunuh Diri karena Diteror Pinjol Terjadi di Sumsel

Polisi Sebut Kasus Pria Bunuh Diri karena Diteror Pinjol Terjadi di Sumsel

Megapolitan
Suplai Air Bersih Masih Terganggu, PAM Jaya: 18 Kelurahan Terdampak Krisis

Suplai Air Bersih Masih Terganggu, PAM Jaya: 18 Kelurahan Terdampak Krisis

Megapolitan
Belum Bahas Kandidat Cagub DKI, Gerindra Masih Fokus Pilpres dan Pileg 2024

Belum Bahas Kandidat Cagub DKI, Gerindra Masih Fokus Pilpres dan Pileg 2024

Megapolitan
Alasan Sidang Alex Bonpis Ditunda, Jaksa Belum Selesai Susun Tuntutan

Alasan Sidang Alex Bonpis Ditunda, Jaksa Belum Selesai Susun Tuntutan

Megapolitan
Ruang Radiologi Terbakar akibat Ledakan, Begini Kondisi Terkini di RS Eka Hospital BSD

Ruang Radiologi Terbakar akibat Ledakan, Begini Kondisi Terkini di RS Eka Hospital BSD

Megapolitan
Alex Bonpis Didakwa Mengedarkan Sabu Teddy Minahasa, Terancam Hukuman Mati

Alex Bonpis Didakwa Mengedarkan Sabu Teddy Minahasa, Terancam Hukuman Mati

Megapolitan
Tawuran Kembali Pecah di Johar Baru, Remaja Bawa Sajam hingga Bom Molotov

Tawuran Kembali Pecah di Johar Baru, Remaja Bawa Sajam hingga Bom Molotov

Megapolitan
Pemprov DKI Usul SPBU Apung Kembali Dioperasikan di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Usul SPBU Apung Kembali Dioperasikan di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Kemaluan Ayah yang Cabuli Anak Kandung di Depok Disundut Rokok oleh Sesama Tahanan

Kemaluan Ayah yang Cabuli Anak Kandung di Depok Disundut Rokok oleh Sesama Tahanan

Megapolitan
Fakta-fakta Ledakan di RS Eka Hospital, dari Dugaan Penyebab hingga Korban

Fakta-fakta Ledakan di RS Eka Hospital, dari Dugaan Penyebab hingga Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com