BEKASI, KOMPAS.com - Rudi, seorang pedagang daging sapi, masih berharap kepada pemerintah untuk meringankan harga daging.
Harapan itu dipanjatkan Rudi ketika dirinya kesulitan menjual daging dengan harga Rp 120.000 per kilogram.
"Saya berharap banyak dari pemerintah, minta solusi untuk ringankan kami karena susah untuk jual dengan harga segini," kata Rudi saat ditemui di Pasar Kranji Bekasi Barat, Rabu (20/1/2021).
Dia sadar aksi mogok dagang seperti ini tak akan membuahkan hasil apapun. Bukan mendapatkan jalan keluar, Rudi justru tambah kesulitan memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Baca juga: Pedagang Daging Mogok Jualan, Penjual Bakso dan Soto Terpaksa Tutup
"Makanya saya bilang sebenarnya enggak usah mogok-mogok. Enggak bakalan didengar," tambah Rudi.
Maka dari itu, Rudi memilih untuk tetap berdagang walaupun rekan-rekan yang lain tetap jalankan aksi mogok.
Kini, Rudi hanya menjual empat kilogram daging sisa yang masih dia simpan. Daging tersebut tetap dijual dengan harga Rp 120.000.
Walau demikian, Rudi tetap saja tak mendapatkan untung. Pasalnya modal untuk membeli sapi per karkas di Rumah Pemotongan Hewan (RPH),
Baca juga: Tak Laku Dijual karena Mahal, Daging Sapi Dibuang hingga Dikonsumsi Pedagangnya
"Kita pasrah saja, banyak banyak bersyukur. Sekarang cuma layani langganan doang untuk habisin daging karena yang langanan kan juga buat dagang mereka, mereka butuh produk seperti jual baso atau apa," ucap Rudi.
Sebelumnya, pedagang daging sapi menggelar aksi mogok jualan. Aksi mogok itu merupakan bentuk protes pedagang kepada pemerintah karena harga daging sapi yang semakin lama semakin tinggi.
Dengan tingginya harga daging sapi per kilogram, pedagang kesulitan menjualnya ke masyarakat.
"Menghasilkan kesepakatan bahwa kami mogok berjualan daging. Baik di pasar maupun di Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Tujuannya,menuntut pemerintah segera mengantisipasi memberi solusi konkret untuk para pedagang dan pihak RPH," kata TB. Mufti Bangkit Sanjaya selaku Sekretaris Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) DKI saat dihubungi, Selasa (19/1/2021).
Mufti mengatakan lonjakan harga daging sudah dirasakan naik sejak empat bulat terakhir. Kenaikan harga itu diprediksi akan terus terjadi hingga April 2021 nanti.
Dengan aksi mogok ini, Mufti berharap pemerintah bisa mengendalikan harga daging agar pedagang tak terbebani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.