Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPTJ: Penumpang Transjakarta dan KRL Lebihi Kapasitas pada Jam Sibuk

Kompas.com - 18/02/2021, 17:40 WIB
Singgih Wiryono,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOPMAS.com - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mencatat masih ada pelanggaran protokol kesehatan terkait batas maksimum jumlah penumpang transportasi umum di Jabodetabek pada jam tertentu.

Kepala BPTJ Polana B Pramesti mengatakan, hal tersebut terlihat dalam tiga hari evaluasi BPTJ pada 16-18 Februari 2021.

Salah satu contoh pelanggaran terjadi di bus transjakarta.

"Pada jam tertentu, beberapa bus transjakarta masih terdapat kelebihan penumpang sesuai dengan batas kapasitas yang diizinkan," ujar Polana dalam konferensi pers virtual, Kamis (18/2/2021).

Baca juga: PPKM Berbasis Mikro, Operasional Transjakarta Diperpanjang hingga Pukul 22.00 WIB

Pelanggaran serupa juga terlihat di kereta komuter Jabodetabek atau KRL.

Polana menjelaskan, penumpang seringkali menumpuk di gerbong 1 sampai dengan gerbong 3 dari 12 gerbong yang tersedia.

"Sehingga kurang tersebar pada rangkaian kereta lainnya," ucap Polana.

Dia memberikan contoh di Stasiun Bogor, KRL menuju Jakarta antara pukul 06.30-08.30, penumpang yang masuk ke gerbong seringkali melebihi batas kuota 45 persen.

Hal tersebut terjadi karena penambahan penumpang pada stasiun perlintasan menuju Jakarta cukup banyak.

"Sementara yang turun dari kereta (di stasiun perlintasan) sedikit," tutur Polana.

Baca juga: Ombudsman Sarankan Pemerintah Wajibkan Warga Bawa Hand Sanitizer Saat Keluar Rumah

Sementara itu, jumlah penumpang transportasi berbasis rel lainnya, seperti moda raya terpadu (MRT), lintas raya terpadu (LRT), dan kereta bandara tetap sesuai ketentuan.

"Untuk kereta bandara, MRT, dan LRT, jumlah penumpang terjaga sesuai kuota, bahkan di bawah kuota yang ditetapkan," kata dia.

Selain itu, catatan penting lainnya dari BPTJ adalah ketaatan penggunaan masker.

BPTJ menilai masih ada penumpang yang tidak menggunakan masker dengan baik.

"Seperti diturunkan ke dagu atau di bawah hidung," kata Polana.

Baca juga: Beberapa Rute Mikrotrans Dialihkan karena Tergenang Banjir

Selain itu, penumpang dinilai sudah sadar akan pentingnya protokol kesehatan, mulai dari penggunaan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Meskipun masih ada beberapa orang yang mengabaikan protokol, jumlah tersebut dinilai jauh lebih kecil dibandingkan dengan penumpang yang sadar akan protokol kesehatan.

"Kami berharap selanjutnya kondisi yang relatif sudah cukup baik ini tetap dapat terus berlanjut dan meningkat pada masa-masa selanjutnya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com